Bandar Lampung (Lampost.co)–DKPTPH Lampung menyatakan bahwa, harga beras dapat stabil saat musim panen raya. Periode panen raya berdasarkan musim tanam akan berlangsung pada April-Mei 2024.
“Mulai Desember kemarin kami sudah tanam banyak, tertinggi tanam itu di bulan Januari seluas 148.000 ha. Kemudian sampai tanggal 22 Februari sudah menanam 48.000 ha,” ujar Kabid Tanaman Pangan DKPTPH Lampung, Ida Rachmawati, Senin 26 Februari 2024.
Ida mengatakan dengan luasan lahan tanam yang ada, nantinya saat panen raya Maret-April dapat menghasilkan gabah hingga 840.000 ton. Bahkan jika kondisi baik, lahan itu mampu menghasilkan 1 juta ton gabah.
“Bulan April-Mei DKPTPH Lampung penanaman proyeksikan sekitar 75.000 ha, akan menjadi sekitar 450.000 ton GKP. Jadi Januari sampai April produksi bisa mencapai 1 Juta ton, maka ketersediaan beras di Lampung aman,” jelasnya.
Menurut Ida dengan persediaan gabah dari hasil panen raya itu dapat mengendalikan harga beras yang saat ini melambung di sejumlah pasar. Sebab, hal tersebut merupakan hukum ekonomi yang berlaku saat ini.
“Dengan jumlah segitu harga akan turun, hukum ekonomi begitu suplay banyak harga akan turun barang tidak ada harga naik. Kemungkinan Maret dan April harga beras mulai turun,” kata dia.
Berdasarkan pendataan DKPTPH Lampung, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini salah satunya merupakan dampak El Nino. Sebab di bulan Oktober yang seharusnya sudah mulai masa tanam terpaksa mundur hingga Desember, akibat kekeringan.
“Jadi bulan Oktober itu sangat kecil sekali penanaman hanya sekitar 5000 ha, kemudian selanjutnya produksi juga masih kecil. Dan setelah hujan di Lampung dimulai Desember baru kita mulai tanam besar-besaran sehingga setelah Desember 3 bulan umur padi. Januari dan Februari panennya sedikit sehingga itu salah satu penyebab harganya jadi meningkat,” ujar dia.