Bandar Lampung (Lampost.co) — Kondisi harga bawang putih pada tingkat konsumen di Provinsi Lampung masih bertahan tinggi usai Idulfitri 2024.
Salah satu pedagang eceran di Pasar Tamin, Bandar Lampung, Lusi mengatakan ia menjual komoditas tersebut dengan harga Rp45 ribu per kilo gram.
“Jualnya ngecer, cuma sedikit, kalau beli di distributor cuma 4-5 kg dan dijual seharga Rp45 ribu per kilonya,” ujarnya, Minggu, 19 Mei 2024.
Baca Juga:
Menurutnya, harga bawang putih yang ia dapat dari distributor sebesar Rp34 ribu per kg. Lusi mengaku ia hanya memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp4 ribu per kg dari hasil mengecer komoditas itu.
“Kalau kita ngambilnya (selisih harga dari distributor) cuma Rp5 ribu, rugi jatuhnya. Dari harga Rp45 ribu per kg itu saja paling bersih dapat untung cuma Rp4 ribu. Apalagi orang belinya cuma minta Rp5 ribu (bukan per kilo gram),” jelasnya.
Tingkat Distributor
Sementara di tingkat distributor, harga bawang putih sudah mulai berangsur stabil dari kenaikan harga yang mulai terjadi usai lebaran.
“Setelah lebaran itu malah melonjak, kalau sekarang sudah mulai stabil,” ungkap salah satu distributor bawang putih di Bandar Lampung, Ibu Mulyono.
Harga bawang putih di tingkat distributor antara Rp33–35 ribu per kg. Meski sudah berangsur stabil, angka ini masih di atas harga normal yang seharusnya Rp30 ribu per kg.
Dia menduga kenaikan harga komoditas ini usai Idulfitri di bulan April 2024 lalu karena jumlah panen yang berkurang. Sehingga kondisi ketersediaan stok barang menjadi terganggu.
“(Stok) kosong sih enggak ya, tapi panennya yang biasanya banyak mungkin enggak banyak kali ini,” kata dia.
Berdasarkan data sistem informasi harga bahan pokok Bandar Lampung yang dilansir dari https://www.siagabapokbandarlampung.id, harga rata-rata bawang putih pada Minggu, 19 Mei 2024 di Pasar Tamin sebesar Rp50 ribu per kg dan Rp45 ribu per kg di Pasar Pasir Gintung.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung mencatat proyeksi ketersediaan komoditas bawang putih di Lampung pada Mei 2024 sejumlah 2.476 ton dengan kebutuhan masyarakat sebesar 2.392 ton. Sehingga masih mengalami surplus 84 ton.