Bandar Lampung (Lampost.co)—Pameran merupakan salah satu hiburan yang banyak rakyat nantikan. Salah satunya pergelaran Pekan Raya Lampung (PRL) 2024 yang berlangsung pada 22 Mei–10 Juni di PKOR Way Halim. Ajang ini menawarkan pengalaman budaya, hiburan, kuliner yang memukau, dan peluang buat investasi.
Pekan Raya telah menjadi ikon provinsi ini, seperti mengikuti jejak di DKI Jakarta dengan Pekan Raya Jakarta yang selalu dinanti pelaku usaha dan juga masyarakat.
Banyak UMKM yang bangkit dari giat pameran ini, bahkan menjadi eksportir. Tentunya, PRL diharapkan bisa mengikuti jejak serupa.
Pekan Raya Lampung pertama kali berlangsung pada tahun 1980-an dengan tujuan memperkenalkan kekayaan budaya dan potensi ekonomi Lampung kepada masyarakat luas.
Acara ini untuk menguatkan rasa kebanggaan terhadap warisan budaya lokal. Sekaligus menjadi ajang promosi bagi produk-produk unggulan daerah. Setiap tahun, selalu mengusung tema yang berbeda.
Pameran ini menampilkan berbagai kerajinan tangan, pakaian adat, dan seni tradisional yang ada di Lampung. Pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan tapis, kain tradisional Lampung, serta mencicipi berbagai kuliner khas daerah.
Surga Kuliner
Bagi pecinta kuliner, festival ini adalah surga. Berbagai makanan khas Lampung tersedia. Termasuk makanan kekinian pun tersaji di sejumlah stan yang ada.
Berbagai wahana permainan seperti bianglala, rumah hantu, dan komidi putar siap menghibur pengunjung dari segala usia.
Tak ketinggalan, area bermain anak dan pertunjukan sulap yang selalu berhasil menarik perhatian si kecil.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Mulyadi Irsan, menjelaskan event ini di desain dengan memadukan berbagai kegiatan sehingga selain menyuguhkan hiburan, juga mampu mengungkit perekonomian dengan keterlibatan UMKM.
“Ada pameran pembangunan dan pelayanan publik, pagelaran seni budaya, pengembangan UMKM. Education exhibition, dan masih banyak lainnya,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara PRL 2024 itu, Jumat (24/5).
Hadirnya PRL 2024 sebagai sarana persuasi dan edukasi untuk mengapresiasi berbagai program pembangunan yang dicapai pemerintah maupun stakeholder.
“Sehingga ada penyebarluasan informasi, promosi, dan publikasi berbagai capaian program aktivitas pembangunan serta potensi daerah Lampung,” kata dia.
Pameran tersebut dikemas dengan berbagai keunikan yang menjadi sarana hiburan masyarakat melalui karya ataupun produk jasa yang dipamerkan.
Pekan Raya Lampung tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki dampak positif bagi perekonomian lokal.
UMKM mendapatkan kesempatan emas untuk mempromosikan dan menjual produk mereka kepada khalayak yang lebih luas.
Peluang Kerja
Selain itu, acara ini juga membuka peluang kerja sementara bagi masyarakat sekitar, mulai dari tenaga keamanan, petugas kebersihan, hingga penjaga stan.
Manager Marketing dan Komunikasi PRL 2024, Adiyatama, mengungkapkan pekan raya menjadi hiburan bagi masyarakat Lampung.
Berbagai hiburan tersaji hingga penampilan artis, juga tersedia berbagai jajanan tradisional.
“Ini sebagai hiburan untuk masyarakat kami mendatangkan artis Ibu Kota dan banyak hiburan lainnya,” kata Adi.
Selain itu, PRL juga momentum menarik investor masuk ke daerah. Semua kalangan. Termasuk buyers dari berbagai daerah bisa melihat potensi dan keunggulan apa saja yang ditawarkan dalam pameran ini.
“Anjungan daerah yang ada bisa dimanfaatkan pemerintah daerah untuk menarik investor dengan menampilkan beragam keunggulan dan pengembangan daerah,” kata dia.
Menurutnya, daerah di Lampung memiliki berbagai keunggulan dari berbagai macam sektor. Seperti pertanian, pariwisata, hingga kuliner dan pelaku UMKM. Dengan pameran ini bisa mendorong investor untuk berinvestasi di daerah.
“Jumlah pengunjung PRL dari hari pertama pun terbilang tinggi sejak pertama di buka,” ujarnya.
Pada hari pembukaan, jumlah pengunjung yang datang mencapai 10 ribu orang. Bahkan jumlah tersebut selalu meningkat dan sempat mencapai 12 ribu pengunjung.
Pemudah Akses
Salah satu pengunjung PRL 2024, Muhaimin (24), menyambut antusias kehadiran event rutin yang menghadirkan Pemerintah Provinsi Lampung itu.
“Sebenarnya senang bisa kulineran, ada hiburannya juga di sini. Karena memang sudah event rutin tiap tahun,” kata dia.
Meski begitu, dia mengeluhkan harga tiket masuk PRL yang semakin tinggi.
Menurutnya, harga tersebut kurang terjangkau bagi masyarakat umum sehingga tidak semua kalangan bisa mengakses dan menikmati event tersebut.
“Mungkin kalau Rp10 ribu–15 ribuan okelah, karena ini kan pesta rakyat, harusnya dinormalin kembali. Sebagai anak muda ini berat,” ungkapnya.
Selain itu, tarif parkir yang berlokasi di luar area PRL juga dipatok cukup tinggi dan tata parkir pun belum terkelola dengan baik.
“Harga parkirnya mahal, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Belum lagi tiket masuknya. Jadi kalau bisa ya lebih merakyat saja, sesuaikan dengan kondisi masyarakat,” ujarnya.
Pengunjung lainnya, Yudi (35), mengungkapkan kegembiraannya. “Setiap tahun saya selalu datang ke Pekan Raya Lampung. Ini adalah kesempatan untuk menikmati budaya Lampung dan bertemu dengan teman-teman lama. Anakku juga sangat senang bermain di wahana-wahana yang ada,” katanya.