Bandar Lampung (Lampost.co)– Sekretaris Daerah Lampung, Fahrizal Darminto menyatakan bahwa indeks perkembangan harga (IPH) Provinsi Lampung masuk 10 terendah nasional. Data itu berdasarkan hasil data perhitungan neraca pangan oleh Dinas Ketahanan Pangan Lampung.
“IPH kita termasuk 10 terendah nasional, mestinya aman,” ujarnya, Jum’at, 15 Maret 2024.
Fahrizal memastikan prognosa neraca pangan di wilayah Lampung dalam kondisi aman saat momen Ramadan. Keamanan prognosa neraca pangan itu karena terjaganya IPH tersebut.
Prognosa neraca pangan merupakan alat untuk memperkirakan kondisi ketersediaan dan kebutuhan pangan. Sebagai dasar untuk merencanakan kebutuhan produksi, ekspor, impor, dan stok/cadangan pangan terkait.
Sementara saat ini, angka IPH Lampung tercatat 1,78. Meski angka tersebut menunjukkan situasi yang masih terkendali, pemerintah tetap mengupayakan berbagai langkah untuk menjamin ketersediaan pasokan secara berkesinambungan.
“Kami harus tetap pantau IPH itu, sebab di masa Ramadan ataupun Idulfitri pasti ada lonjakan permintaan terhadap bahan-bahan pokok,” ungkap Fahrizal.
Fahrizal mengatakan Pemprov Lampung menggandeng berbagai pihak untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga bahan pangan pokok. Salah satunya Bulog dengan program stabilisasi pasokan dan harga pangan dan optimalisasi pemanfaatan dana dekonsentrasi melalui kegiatan operasi pasar.
Selain itu, pengetatan pengawasan distribusi gabah ke luar daerah juga digaungkan agar ketersediaan untuk memenuhi jumlah kebutuhan beras di wilayah Lampung terjamin.
“Bulog juga sudah mengisi (pasokan SPHP). Kami juga akan pantau operasi pasar sesuai kondisi perkembangan harga. Kami ada dana dekonsentrasi yang penyerapannya bagus sejauh ini,” kata dia.
Lebih lanjut, Fahrizal menjelaskan kondisi inflasi Provinsi Lampung pada Februari 2024 sebesar 3,28 year on year (yoy) yang masih dalam batas target inflasi.
“Inflasi Lampung masih dalam range. Kalau inflasi terlalu rendah juga tidak bagus, artinya ekonomi tidak bergerak,” pungkasnya.