Bandar Lampung (Lampost.co)– Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Lampung menilai peningkatan harga kopi akibat faktor suplai dan demand.
Koordinator Wakil Ketua Umum Bidang Perekonomian Kadin Lampung, Romi Junanto Utama, mengatakan peningkatan permintaan kopi dunia mengerek kenaikan harga komoditas tersebut secara global.
Harga kopi di tingkat global menyentuh angka Rp80 ribu per kilogram pada tahun 2024. Nilai tersebut meningkat dari sebelumnya di harga Rp40–50 ribu per kg pada tahun 2023.
“Lampung merupakan salah satu pemasok kebutuhan kopi dunia. Ketika produksi di Lampung turun, maka pasokan kopi dunia ikut turun. Sedangkan permintaan dunia tetap tinggi, alhasil harganya naik,” ujarnya, Senin, 12 Agustus 2024.
Provinsi Lampung mencatatkan jumlah produksi kopi pada tahun 2023 sebanyak 108,1 ribu ton. Angka produksi ini menurun bila di bandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 124 ribu ton.
Komoditas kopi asal Lampung sebagian besar di ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional. Di antaranya menyasar wilayah Eropa, Jepang, dan Amerika.
“Jumlah produksi yang besar itu sebetulnya tidak memenuhi permintaan pasar domestik. Sebab petani cenderung pilih menjual ke pasar ekspor karena memang lebih menguntungkan,” katanya.
Romi menuturkan produktivitas kopi Lampung berada di atas nasional, yaitu sebesar 1,1 Ton per hektare. Tingginya produktivitas tersebut di dukung adanya implementasi teknologi penanaman sambung pucuk.
“Tapi kita harap produktivitas tetap terus ditingkatkan. Karena di Vietnam bahkan bisa mencapai 4 ton per hektare,” ungkapnya.
Harga Dunia
Meski saat ini harga kopi dunia meningkat, ia berharap para petani tetap menjaga kualitas kopi dengan melakukan pemanenan di saat yang tepat.
“Karena godaan harga ini, petani banyak yang panen muda. Sehingga kualitas menurun. Kita harap Pemda dan stakeholder, termasuk Kadin dan AEKI meningkatkan edukasi kepada petani,” tuturnya.
Sementara, Pemerintah Provinsi Lampung terus mendorong peningkatan produksi kopi di Lampung. Inovasi budidaya kopi melalui sistem pagar memberikan kontribusi positif bagi peningkatan produksi.
“Potensi kopi asal Lampung dapat terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin.