Jakarta (Lampost.co)— Nissan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 pekerja dan mengurangi kapasitas produksinya secara global sebesar 20 persen. Rencana tersebut sebagai respons terhadap tantangan yang mereka hadapi di pasar China dan Amerika Serikat (AS).
Perusahaan otomotif Jepang ini juga memangkas proyeksi laba tahunannya, dengan perkiraan laba operasi yang turun 70 persen menjadi 150 miliar yen (sekitar US$975 juta atau Rp15,3 triliun).
Setelah sebelumnya menurunkan proyeksi laba sebesar 17 persen. CEO Nissan, Makoto Uchida, menyebutkan bahwa model utama Nissan di AS tidak terjual sesuai harapan. Begitu juga dengan perusahaan juga belum memiliki lini produk hybrid atau plug-in hybrid yang memadai untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Seperti banyak produsen mobil lainnya, Nissan menghadapi persaingan ketat dari produsen lokal di China. Khususnya di sektor kendaraan listrik yang tengah berkembang pesat.
Di sisi lain, Honda Motor, pesaing terbesar kedua Nissan di Jepang, juga mencatatkan penurunan laba operasi yang cukup besar, yaitu 15 persen, sebagian besar disebabkan oleh penurunan penjualan di China.
Meskipun pasar saham secara keseluruhan turun 0,25 persen, saham Nissan justru naik 2,2 persen menjelang pengumuman laporan keuangannya. Pada kuartal kedua tahun fiskal (Juli hingga September), laba operasi Nissan anjlok 85 persen menjadi 32,9 miliar yen. Jauh lebih rendah jika di bandingkan proyeksi konsensus yang berada di angka 66,8 miliar yen.
Uchida menegaskan bahwa Nissan akan merestrukturisasi bisnisnya agar lebih efisien dan tangguh. Sserta mengubah manajemennya agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan bisnis. Ia menekankan bahwa langkah pemulihan ini tidak berarti perusahaan akan mengecil.
Pada semester pertama tahun fiskal ini, penjualan global juga turun 3,8 persen menjadi 1,59 juta unit, sebagian besar akibat penurunan 14,3 persen di China.
Sementara itu, di pasar AS, penjualan turun hampir 3 persen, dengan sekitar 449.000 kendaraan terjual. Kedua pasar ini menyumbang hampir setengah dari total penjualan global.