• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Kamis, 16/10/2025 02:49
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Kelas Menengah Indonesia Rentan Jatuh Miskin

Temuan itu berdasarkan laporan Indonesia Economic Prospects Bank Dunia (World Bank) edisi Juni 2025.

EffranbyEffran
13/10/25 - 21:07
in Ekonomi dan Bisnis
A A
nelayan Lampung

Ilustrasi - Pixabay

Jakarta (Lampost.co) — Kelas menengah Indonesia kini berada dalam posisi rentan. Kelompok yang dulu sebagai tulang punggung ekonomi nasional itu makin mudah jatuh miskin, bahkan tertinggal daripada kelompok masyarakat kaya dan miskin. Temuan itu berdasarkan laporan Indonesia Economic Prospects Bank Dunia (World Bank) edisi Juni 2025.

Lead Economist World Bank untuk Indonesia dan Timor Leste, Habib Rab, mengatakan kondisi kelas menengah Indonesia terus memburuk sejak pandemi Covid-19.

Jumlahnya bahkan menyusut drastis dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi hanya 47,85 juta jiwa pada 2024. Penurunan itu memperlihatkan rapuhnya daya tahan ekonomi masyarakat di segmen tersebut.

Habib Rab menjelaskan akar masalah utama ada di sektor ketenagakerjaan. Banyak pekerja Indonesia belum mampu memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi standar hidup kelas menengah. Sebagian besar masih bekerja di sektor dengan bayaran rendah dan produktivitas minim.

“Artinya, semakin sedikit pekerja yang mampu mencapai standar hidup kelas menengah,” ujar Habib Rab di Jakarta.

Mayoritas Pekerja Berada di Sektor Upah Rendah

Menurut laporan itu, dua sektor utama yang banyak menyerap tenaga kerja Indonesia adalah perdagangan grosir dan eceran dengan 0,98 juta pekerja serta pertanian dengan 0,89 juta pekerja. Kedua sektor tersebut menyumbang lebih dari 52% total pekerjaan baru sepanjang tahun.

Namun, sebagian besar pekerjaan itu bersifat informal, tanpa jaminan kerja maupun akses perlindungan sosial. Bank Dunia mencatat sekitar 60% tenaga kerja di Indonesia masih berada di sektor informal.

Dari sisi pendapatan, pertumbuhan upah juga hampir stagnan. Upah nominal hanya naik 1,8% per tahun (yoy) pada Februari 2025, hampir setara dengan inflasi, sedangkan pada Februari 2024 masih tumbuh 3,3%.

Di sisi lain, angka PHK melonjak tajam, dari 3.325 orang pada Januari menjadi 18.610 orang pada Februari 2025 atau naik dua kali lipat daripada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pemutusan kerja paling banyak terjadi di Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau, wilayah yang selama ini sebagai pusat industri manufaktur. Sektor yang paling terdampak antara lain tekstil, alas kaki, dan elektronik, di mana sedikitnya 10 perusahaan tutup pada kuartal I-2025.

Produktivitas Tenaga Kerja Masih Rendah

Bank Dunia menyoroti rendahnya produktivitas sebagai penyebab utama lemahnya daya beli masyarakat. Terdapat 69% tenaga kerja masih berada di sektor dengan produktivitas rendah, menghasilkan nilai tambah rata-rata hanya Rp8 juta per bulan per orang.

Sementara itu, 21% bekerja di sektor produktivitas menengah ke bawah dengan nilai tambah sekitar Rp17–19 juta per bulan per orang. Hanya 10% tenaga kerja yang bekerja di sektor bernilai tinggi, yang mampu menghasilkan Rp24 juta per orang per bulan.

Kondisi itu membuat pertumbuhan konsumsi masyarakat kelas menengah semakin lambat. Menurut Bank Dunia, sejak 2019 hingga 2024, pertumbuhan konsumsi kelompok itu hanya sekitar 1,3% per tahun, jauh di bawah kelompok miskin dan kaya.

Kelas Bawah dan Atas Justru Tumbuh Cepat

Laporan Bank Dunia menunjukkan dalam periode 2019–2024, terdapat 40% masyarakat termiskin mengalami peningkatan konsumsi 2–3% per tahun, berkat dukungan bantuan sosial pemerintah.

Sementara 10% kelompok terkaya justru mencatat peningkatan konsumsi tahunan hingga 3%.

Sebaliknya, kelas menengah dan calon kelas menengah yang berada di persentil ke-40 hingga ke-90 dari distribusi konsumsi nasional hanya mencatat pertumbuhan konsumsi 1,3% per tahun. “Akibatnya, kelas menengah justru makin tertinggal. Ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia,” kata Habib Rab.

Tantangan bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bank Dunia menilai stagnasi kelas menengah bisa menjadi ancaman jangka panjang bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, kelas menengah selama ini menjadi motor utama konsumsi dan investasi domestik.

“Kelas menengah adalah indikator penting dari pasar yang berkembang untuk barang dan jasa bernilai tambah tinggi serta canggih. Pertumbuhan mereka akan mendorong inovasi dan memperkuat ekonomi nasional,” tutup Habib Rab.

Lembaga internasional itu pun mendorong pemerintah Indonesia untuk memperluas lapangan kerja berkualitas dan meningkatkan upah riil pekerja. Lalu memperkuat perlindungan sosial bagi sektor informal agar masyarakat kelas menengah tidak terus tergerus dan jatuh miskin.

Tags: bank duniaEkonomi Indonesiaekonomi nasionalkelas menengahketenagakerjaan Indonesiaketimpangan sosialPHKupah rendah
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Petugas menyiapkan makanan untuk Makan Bergizi Gratis (MBG). (ANTARA)

Anggaran MBG Dilarang Menganggur

byEffran
15/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak boleh menganggur jika tidak...

Ilustrasi perencanaan keuangan. Freepik

Pelajar Melek Keuangan Sejak Dini

byEffranand1 others
15/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Kesadaran literasi dan inklusi keuangan kini mulai tumbuh di kalangan generasi muda di Bandar Lampung. Para...

Masyarakat banyak memilih menabung emas ketimbang menabung uang tunai. (Lampost.co/Atika Oktaria)

OJK Ajak Pelajar Lampung Kenali Investasi Aman Sejak Dini

byEffranand1 others
15/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung mendorong pelajar untuk tidak hanya memahami pentingnya menabung. Namun, mulai mengenal...

Load More

Berita Terbaru

Cristiano Ronaldo mencetak dua gol
Bola

Langkah Portugal ke Piala Dunia Tertunda

byIsnovan Djamaludinand1 others
16/10/2025

Jakarta (Lampost.co)-Langkah Portugal untuk memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 harus tertunda setelah ditahan imbang 2-2 oleh Hungaria dalam laga...

Read moreDetails
Ini Lima Alasan Mengapa Balita Terbangun Sambil Berteriak di Malam Hari

Ini Lima Alasan Mengapa Balita Terbangun Sambil Berteriak di Malam Hari

15/10/2025
Petugas menyiapkan makanan untuk Makan Bergizi Gratis (MBG). (ANTARA)

Anggaran MBG Dilarang Menganggur

15/10/2025
Harry Kane (tengah)

Inggris Jadi Tim Eropa Pertama Lolos ke Piala Dunia

15/10/2025
Ilustrasi perencanaan keuangan. Freepik

Pelajar Melek Keuangan Sejak Dini

15/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.