Bandar Lampung (Lampost.co)– Dinas Pangan Kota Bandar Lampung merilis hasil peta rentan pangan di Kota Bandar Lampung.
Data tersebut dirilis pada acara publis Food Security and Vulnerability (FSVA) yang dilakukan Dinas Pangan Kota Bandar Lampung di Emersia Hotel, Selasa, 12 November 2024.
FSVA adalah peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis dari hasil analisis data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan.
Kepala Dinas Pangan Kota Bandar Lampung, Ichwan Adji Wibowo mengatakan sebanyak 8 kelurahan di Bandar Lampung yang terbagi dalam prioritas 2 dan 3 yang mengalami kerentanan pangan.
Kelurahan tersebut yakni Kelurahan Sukarame II, Panjang Selatan, Karang Maritik, Way Lunik, Bumi Kedamaian, Kedaung, Sukamenanti Baru, dan Way Laga masuk prioritas 3 dalam kerentanan pangan.
Sementara Kelurahan Way Gubak yang berada di Kecamatan Sukabumi masuk dalam priroritas 2 kerentanan pangan.
“Di Bandar Lampung ini untuk tahun 2024 ada 1 kelurahan yang masuk dalam prioritas 2 (statusnya rentan). Selanjutnya ada 7 kelurahan yang prioritas ke-3 (rentan dengan sedang),” ungkapnya.
Ia mengaku kenaikan dari 6 ke 8 kelurahan rentan pangan ini dikarenakan evaluasi indikator yang berbeda dibanding tahun sebelumnya.
“Perlu adanya evaluasi indikator, seperti ketersediaan pangan. Kalau fakta di lapangan tidak tersekat pada administrasi wilayah, misalnya Kelurahan Kedaung yang masuk agak rentang saat ini, mungkin posisi ketersediaan pangan warung, dan lainnya jarang,” jelas Ichwan.
“Tapi untuk mengakses ke warung atau toko sangat mudah terjangkau di kelurahan lain, tidak sampai 5 menit sampai ke kelurahan dengan ketersediaan pangannya bagus. Ini yang membuat akhirnya statusnya agak rentan,” sambung Ichwan.
Ia mengaku, pihaknya akan meminta ke pemerintah pusat untuk mengubah indikator yang dijadikan patokan saat ini dalam mengukur kerentanan pangan.
“Nanti akan kami sampaikan ke nasional bahwa urusan ketersediaan bahwa tidak bergantung dengan administrasi wilayah. Karena kelurahan di kota ini jangkauan antar kelurahan sangat dekat,” tuturnya.
Ketersediaan Pangan
Adapun beberapa indikator kerentanan pangan seperti ketersediaan, keterjangkauan, pemanfaatan pangan, jumlah tenaga kesehatan di suatu wilayah, daya beli masyarakat.
“Tapi yang paling dominan itu ketersediaan pangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pjs Wali Kota Bandar Lampung, Budhi Darmawan menyebut meski kelurahan yang rentan pangan di Bandar Lampung bertambah. Pihaknya akan segera memberikan intervensi kebijakan pangan.
“Indikator-indikator yang menjadikan pembuatan peta ini ada perubahan dari tahun sebelumnya. Misalnya indikator tahun lalu A sekarang jadi B. Tapi justru data yang sebenarnya itu baik artinya kita bisa memberikan treatment atau apa yang harus kita lakukan terhadap kelurahan yang rawan pangan,” kata Budhi.
Ia berharap data yang sudah dirilis dapat menjadi bahan diskusi lintas OPD untuk mengambil arah kebijakan.
“Tapi ini upaya yang baik dan kita percaya dengan data yang ada dan kita lakukan treatment. Apa yang ada disajikan kita percaya dengan hasil itu dan apa yang mesti kita lakukan. Indikator itu kita ubah menyesuaikan kondisi yang ada,” pungkasnya.