Bandar Lampung (Lampost.co) — Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Lampung, Jenny Soelistiani menyebut kenaikan harga telur ayam karena tingginya permintaan masyarakat. Apalagi saat menjelang lebaran dan banyak masyarakat yang membuat kue.
“Permintaan meningkat karena masyarakat membuat kue untuk hari raya Idulfitri. Maka itu, harga telur ayam alami kenaikan. Tapi kenaikan harga telur tetap masih terkendali,” ujarnya, Minggu, 9 Maret 2025.
Kemudian Jenny mengatakan harga telur pasaran saat ini berkisar Rp 29 ribu per kilogram. Sedangkan untuk harga kandang peternak harganya masih tetap stabil. “Harga telur kandang Rp26. 000 sampai dengan Rp26.500 rupiah kurang lebih,” paparnya.
Selanjutnya Jenny menjelaskan pedagang menaikkan harga telur, karena ada biaya distribusi. Sehingga harganya mengalami kenaikan.
“Jadi kalau harganya naik pada pedagang itu karena ada biaya distribusi dan pemasaran. Apalagi sampai ke pelosok – pelosok jadi memang ada kenaikan harga,” katanya.
Lalu menurutnya, kenaikan harga telur tidak terlalu banyak. Sebab bulan puasa biasanya permintaannya tidak terlalu meningkat. “Saya rasa melihat tahun-tahun kemarin naiknya tidak terlalu banyak. Tapi nanti mulai mendekati lebaran naik lagi. Tetapi teman-teman ada stok cukuplah,” katanya.
Sementara untuk harga pakan ternak sendiri, Ia mengatakan masih stabil dari tahun 2024 meski sempat terjadi krisis jagung akhir tahun 2023. Sehingga harga pakan mahal dan peternak mengurangi produksinya.
“Tapi selama satu tahun mulai 2024 akhir sampai sekarang peternak berusaha melakukan recovery kandangnya. Sehingga produksi bisa stabil,” katanya.