Bandar Lampung (Lampost.co) — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung mendorong pelajar untuk tidak hanya memahami pentingnya menabung. Namun, mulai mengenal dunia investasi yang legal, aman, dan dalam pengawasan OJK. Upaya itu melalui kegiatan literasi keuangan dan pengenalan investasi berbasis lingkungan di sekolah.
Asisten Direktur OJK Lampung, Imam Gozali, mengatakan aksi tersebut merupakan bagian dari rangkaian bulan inklusi keuangan (BIK) 2025. Lalu sejalan dengan program nasional Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
“Kami ingin siswa tidak hanya tahu cara menabung, tetapi juga mengenal instrumen investasi yang aman dan terdaftar di OJK. Sehingga, mereka bisa terbiasa mengelola keuangan secara bijak sejak dini,” ujarnya.
Kegiatan itu terkemas melalui program bank sampah sekolah yang menggabungkan edukasi keuangan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Program tersebut membuat siswa belajar menukar sampah bernilai ekonomi menjadi tabungan sekaligus memahami konsep investasi berkelanjutan.
“Dari kegiatan sederhana seperti bank sampah, anak-anak belajar menabung dan berinvestasi bisa mulai dari hal kecil. Terpenting, mereka tahu mana investasi yang aman dan legal,” kata dia.
Selain itu, OJK juga berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Phintraco Sekuritas untuk memberikan edukasi dasar mengenai pembukaan rekening saham serta pengenalan pasar modal bagi pelajar.
Imam menambahkan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, tingkat literasi keuangan kelompok usia muda (18-25 tahun) mencapai 73,22 persen dengan tingkat inklusi sebesar 89,96 persen.
“Angka ini menunjukkan akses keuangan generasi muda sudah tinggi. Tapi, kebiasaan mengelola uang dengan baik perlu terus perkuat melalui edukasi yang berkelanjutan di sekolah,” pungkasnya.