Bandar Lampung (Lampost.co) — Anak muda bergelut di dunia kreatif melalui kopi yang bukan sekadar minuman pengusir kantuk, terapi juga p. Di tengah tuntutan eksplorasi ide, revisi project, dan deadline, secangkir kopi seringkali jadi penolong.
Rasanya yang pahit justru menyulut semangat, membantu pikiran tetap jernih. Bahkan, menjadi alasan sederhana untuk berhenti sejenak sebelum kembali bergelut dengan pekerjaan.
Afizah, pekerja kreatif di Bandar Lampung, mengaku kopi menjadi bagian dari ritme hidupnya. Hampir setiap proses kerja, dari merancang konsep hingga mengeksekusi ide, tak pernah lepas dari aroma kopi.
“Sebagai gen Z yang berkecimpung di industri kreatif, kopi jadi hal yang nggak bisa lepas. Ngopi buat jaga fokus dan nambah energi,” tuturnya.
Menurutnya, makna kopi lebih dari sekadar penambah tenaga. Ia melihat kopi sebagai bagian dari gaya hidup. Selain itu, cara untuk menjaga produktivitas sekaligus keseimbangan diri di tengah padatnya aktivitas.
“Kopi bagian dari gaya hidup, produktivitas, dan kebutuhan akan wellness. Rasanya sudah nggak mungkin sehari tanpa kopi, baik saat senggang maupun bekerja,” kata dia.
Ritual ngopi juga menjadi bentuk penghargaan pada diri sendiri. Di sela pekerjaan yang menguras energi dan mental, menikmati kopi bisa menjadi jeda kecil yang justru menyalakan inspirasi baru.
Penikmat kopi lainnya yang sehari-hari bekerja sebagai ilustrator dan desainer grafis, Dhea Putri, menyebut kopi seperti “asupan wajib” setiap kali mengerjakan proyek desain. Tanpa kopi, sulit membayangkan ide secara lebih gamblang.
“Kalau lagi ngerjain project, kopi itu wajib. Sambil cari ide, kopi yang nemenin. Nggak kebayang kalau nggak ada kopi. Kalau sambil ngopi, jadi jernih saja gitu,” ujarnya.
Tak Sekadar Soal Rasa
Momen menikmati kopi tak sekadar soal rasa, tetapi juga pengalaman. Ia sering mencari tempat kopi yang nyaman untuk menumbuhkan ide dan kadang harus merogoh kantong sedikit lebih dalam.
“Memang agak mahal, tapi ada kualitas rasa. Tinggal pinter-pinter milih tempat yang enak tapi harganya bersahabat,” kata dia.
Ia juga tak membatasi diri pada satu varian kopi tertentu. Eksplorasi rasa baginya sama pentingnya dengan eksplorasi ide. “Aku lebih suka eksplor rasa, tergantung mood,” tutupnya.








