Bandar Lampung (Lampost.co)–Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung mencatat pasokan beras di wilayahnya surplus 414.658,9 Ton. Catatan itu untuk periode Februari-April 2024.
Kepala DKPTPH Lampung, Bani Ispriyanto menyebut total ketersediaan pasokan beras di Lampung pada periode tersebut sebanyak 631.076 Ton. Sehingga ada kelebihan persediaan lebih dari 2 ribu ton beras.
“Dari ketersediaan itu, kebutuhan masyarakat Lampung akan komoditas beras berada di angka 216.317,1 Ton. Sehingga mengalami surplus,” ujarnya dalam agenda High Level Meeting dan Capacity Building TPID Lampung 2024 di Kantor BI Lampung, Rabu, 21 Februari 2024.
Meski dalam kondisi surplus, pihaknya mencatat terjadi kenaikan harga komoditas beras secara berangsur hingga melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP). Adapun besaran HAP sesuai aturan yaitu Rp10.900 per kilogram.
“Harga rata-rata provinsi untuk komoditas beras di minggu awal Januari sebesar Rp12.887/kg. Saat ini kondisi harga rata-ratanya per 19 Februari kemarin naik menjadi Rp14.042/kg. Ini berada di atas HAP,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyiasati tingginya harga komoditas tersebut dengan menggalakkan gelar pangan murah yang melibatkan peran pelaku usaha dan instansi terkait.
“Untuk menjaga ketersediaan stok pangan strategis di pasar, kami melakukan koordinasi lintas sektor juga dengan para distributor,” kata dia.
Bani mengatakan pemerintah terus memantau ketersediaan dan harga pangan strategis di sentra produksi dan pasar tradisional secara berkesinambungan. Selain itu, juga memaksimalkan pengendalian harga beras dari peningkatan sisi produksi gabah di Lampung.
“Percepatan tanam padi termasuk memanfaatkan sumber air yang tersedia melalui pipanisasi, pompanisasi, waduk, embung, sumur dangkal, damprit, dan longstorage,” jelasnya.
Ia juga mengimbau seluruh pihak untuk emmanfaatkan lahan potensial lainnya yang dapat menjadi lokasi budidaya padi. Misalnya lahan rawa lebak, lahan tadah hujan, dan lahan kering.
“Sementara lahan pekarangan itu juga bisa dimanfaatkan untuk menyokong kebutuhan pangan lokal,” kata dia.