Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) mengatur langkah strategis untuk antisipasi ancaman ketersediaan bahan pokok saat musim penghujan tiba.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Dinas Perindag Provinsi Lampung, M. Zimmi Skil mengatakan, guna antisipasi ancaman tersebut pihaknya akan bekerjasama dengan stakeholder terkait.
“Kerja sama dengan memaksimalkan serta menjaga distribusi barang dan pasokan,” kata Zimmi, Jumat, 18 Oktober 2024.
Baca Juga:
Pasokan Bahan Pokok di Lampung Masih Cukup
Ia mengatakan, pihaknya terus menjaga sistem kontrol terhadap harga dan mengupayakan untuk melakukan penambahan produksi komoditas pangan.
“Kami juga sering laksanakan pasar murah sebagai upaya menstabilkan harga bahan pokok dan menjamin ketersediaan,” ujarnya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat dapat melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan.
“Misalnya membatasi konsumsi bahan pangan yang harganya melonjak tinggi dan mengonsumsi bahan pangan secara bijak,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga komoditas pangan bisa karena berbagai faktor seperti cuaca buruk dan kenaikan biaya produksi.
“Selain itu permintaan yang tinggi, hingga terjadinya fluktuasi harga komoditas pangan di pasar internasional kadang mempengaruhi lonjakan harga hingga stok pangan,” katanya.
Langkah Taktis
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Lampung, Yoke Moelgini mengimbau Pemprov Lampung untuk dapat memiliki langkah taktis dalam antisipasi kekurangan stok bahan pangan jelang musim penghujan.
“Seperti yang kita tahu kalau musim hujan datang biasanya akan berpengaruh pada produksi sejumlah bahan pokok yang ada,” katanya, Jumat, 18 Oktober 2024.
Misalnya dengan curah hujan tinggi bisa mengakibatkan kondisi bahan pokok busuk sehingga tidak layak jual, alhasil harga akan melonjak tinggi.
“Kalau produksi sedikit otomatis akan mempengaruhi nilai jual suatu barang, misal akan lebih mahal dari biasanya,” ujarnya.
Ia mengkhawatirkan sejumlah bahan pokok penting seperti cabai, tomat, dan sayur mayur akan terimbas. “Bahkan bisa juga beras, karena kalau hujan biasanya kan banjir. Nah produksinya otomatis kurang, ini akan sangat berdampak,” jelasnya.
Sehingga menurutnya, butuh langkah strategis dari pemerintah untuk bisa atasi permasalahan tersebut. “Misal pemerintah harus ada kerja sama dengan daerah lain, jadi bisa mapping butuh apa, dan daerah luar butuh apa. Nanti bisa bertukar kebutuhan,” katanya.
Pemerintah pun bisa memberikan solusi bagi petani untuk antisipasi terjadinya cuaca ekstrem. “Misal ada suatu daerah banjir, ya harus ada antisipasi dan solusi seperti apa, jadi petani tidak menjerit,” harapnya.
Selain itu, tambahnya, guna menjamin ketersediaan bahan pokok. Ia menyarankan agar pemerintah bisa kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan kebutuhan pokok. “Bisa gelar pasar murah kalau memang dibutuhkan,” katanya.