Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berupaya meningkatkan konektivitas logistik dan pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu langkah yang mereka tempuh adalah memperkuat konektivitas logistik sebagai penggerak utama ekonomi regional.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo, menyatakan bahwa pihaknya terus menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan guna meningkatkan kualitas logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca juga: Pemprov Lampung Diskusi Pemerataan Ekonomi
“Kami mengakselerasi program-program yang telah kami rancang bersama Pelindo. Kami bersinergi agar pembangunan di Lampung dapat berjalan lebih baik. Dukungan infrastruktur juga semakin kuat dengan hadirnya jalan tol, yang mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung,” ujar Bambang, Senin, 21 April 2025.
Ia menambahkan bahwa pihaknya mendukung konektivitas darat melalui Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pengembangan koneksi Jalan Tol Lematang–Panjang yang diharapkan dapat memperlancar arus distribusi barang dari kawasan industri ke pelabuhan.
“Kami masih membahas rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan Lematang dan Panjang. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Lampung juga harus turut berkontribusi dalam optimalisasi pelabuhan dan pengembangan infrastruktur lainnya,” jelasnya.
Bambang berharap optimalisasi tersebut dapat menjadikan Pelabuhan Panjang sebagai pelabuhan andalan di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).
“Kami melihat beberapa pelabuhan di wilayah Sumbagsel seperti Bengkulu dan Sumsel memiliki kedangkalan dan gangguan alam yang cukup signifikan. Sementara itu, Pelabuhan Panjang relatif lebih baik, bahkan memiliki rute pengiriman antarnegara hingga ke Eropa,” sambungnya.
Pembukaan Keran Impor Beri Dampak Positif
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Provinsi Lampung, Ahmad Jares Mogni, mengapresiasi perhatian Pemprov Lampung terhadap hambatan yang selama ini dihadapi pelaku logistik.
Menurutnya, rencana pembukaan keran impor akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Lampung.
“Pembukaan keran impor memberikan dampak positif bagi Lampung. Dari sisi pelabuhan, arus distribusi impor barang melalui kontainer akan menguntungkan pihak shipping line di Pelabuhan Panjang karena kami memperoleh kontainer MT,” katanya.
Ia menilai kondisi saat ini belum seimbang karena arus ekspor lebih besar dibandingkan impor. Hal ini mendorong shipping line mengirim kontainer kosong yang menimbulkan biaya tambahan.
“Selama ini pelaku usaha kesulitan memperoleh produk penunjang. Misalnya, karung goni untuk impor kopi itu masuk golongan sebagai tekstil di bea cukai. Sedangkan impor tekstil itu pemerintah larang,” jelasnya.
Secara terpisah, Direktur PT Trans Lampung Utama, Husni Thamrin, menyatakan kesiapan perusahaannya untuk berperan aktif dalam pengembangan Pelabuhan Panjang.
“Kami terbuka terhadap penugasan pengembangan pelabuhan dan optimalisasi kerja sama yang telah terjalin. Kami ingin BUMD Provinsi Lampung menjadi jendela investasi sehingga lebih banyak investasi masuk, pusat ekonomi baru tumbuh, perputaran ekonomi meningkat, dan lapangan kerja bertambah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai inovasi, seperti kerja sama investasi kapal penyeberangan jenis roro dari Bakauheni ke Merak dan sebaliknya.
“Yang terpenting adalah dukungan regulasi, mengingat kami merupakan anak usaha BUMD Provinsi Lampung, khususnya di bidang perhubungan dan transportasi,” tutupnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News