Bandar Lampung (Lampost.co) — Pengamat Ekonomi, Asrian Hendicaya, mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung untuk terus menjaga stabilitas harga. Upaya ini agar inflasi di daerah tidak mengalami lonjakan pada bulan-bulan mendatang.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi tahunan (year on year/Y on Y) Lampung pada Agustus 2025 berada di angka 1,05 persen.
Sementara itu, inflasi bulanan (month to month/M to M) justru mencatat deflasi sebesar 1,47 persen. Kemudian secara year to date (YtD) terjadi deflasi 0,08 persen.
Baca Juga:
Inflasi Terkendali, Pemprov Lampung Pastikan Harga Pangan Stabil
Deflasi ini karena turunnya biaya pendidikan tingkat SMA dan SMP. Serta penurunan harga beberapa komoditas pangan, antara lain bawang putih dan cabai rawit.
“Angka inflasi Lampung memang relatif terkendali, namun pemerintah tidak boleh lengah. Harga pangan, khususnya beras, tetap harus dipantau ketat karena berpotensi menjadi pemicu inflasi utama,” kata Asrian, Selasa, 2 September 2025.
Ia menilai langkah Pemprov Lampung dalam melakukan pemantauan harga dan menyiapkan operasi pasar sudah tepat.
Jangka Panjang
Namun Asrian menekankan perlunya strategi jangka panjang seperti memperkuat stok pangan daerah dan memperlancar distribusi agar harga tetap stabil.
Pemprov Lampung sendiri memastikan akan melaksanakan operasi pasar bila terjadi lonjakan harga yang signifikan.
Selain itu, Perum Bulog terus menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga.
“Bulog dan pemerintah daerah harus sinergi menjaga pasokan. Jika distribusi lancar dan stok tersedia, maka masyarakat tidak perlu khawatir dengan gejolak harga,” tambah Asrian.
 
			 
    	 
                                










