Bandar Lampung (Lampost.co)– Produksi padi di Provinsi Lampung di prakirakan mengalami peningkatan signifikan dari 2,7 juta ton pada 2023 menjadi 3,8 juta ton pada 2024.
Teguh Endaryanto, Akademisi Agribisnis Pertanian dari Universitas Lampung, mengatakan peningkatan ini memerlukan penambahan luas tanam dan luas panen yang prediksinya mencapai kurang lebih 609 ribu hektare.
Teguh menjelaskan perlu strategi yang terencana. Terutama dalam hal penyaluran bantuan. Meski Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan untuk 13 ribu hektare. Hal ini ia nilai masih kurang mencukupi kebutuhan yang ada.
“Bantuan tidak selalu harus mencakup semua kebutuhan. Oleh karena itu, strategi penyaluran bantuan perlu mendapat prioritas pada wilayah yang paling membutuhkan,” ungkap Teguh, Selasa, 13 Agustus 2024.
Teguh menekankan pentingnya memprioritaskan wilayah yang memiliki potensi produktivitas tinggi. Infrastruktur pertanian yang siap dan baik, serta resiko hama yang relatif rendah.
“Penyaluran benih yang terbatas harus dilakukan dengan prioritas. Selain itu, kelompok tani yang aktif dan memiliki rekam jejak baik juga harus menjadi fokus penerima bantuan, karena mereka berpotensi meningkatkan produksi secara signifikan,” tambahnya.
Dalam upaya peningkatan produksi, menurut Teguh penggunaan varietas benih unggul juga menjadi faktor krusial. Teguh menyoroti bahwa varietas seperti Inpari 38, 39, dan 41 memiliki potensi produksi yang tinggi. Terutama dalam kondisi musim tanam dengan curah hujan rendah.
“Varietas Inpari ini bisa menghasilkan hingga 8 ton per hektare. Sementara di Lampung rata-rata produksi saat ini hanya 5,2 ton per hektare pada 2023. Harapannya tahun ini, produksi harapannya dapat meningkat menjadi 5,5 ton per hektare,” tuturnya.
Namun, peningkatan ini tidak bisa dicapai dengan mudah. Selain memilih varietas unggul, perlu juga harus memastikan ketersediaan input produksi. Seperti pupuk, agar mencukupi dan menggunakan dengan tepat.
“Penting juga memberi kapasitas para petani melalui penyuluhan dan pelatihan. Sehingga mereka dapat mengoptimalkan teknologi tanam sesuai standar yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.