Jakarta (Lampost.co) – Industri otomotif Indonesia menghadapi tekanan berat pada 2024 seiring penjualan kendaraan bermotor khususnya mobil mengalami penurunan drastis meski banyak merek baru bermunculan. Kondisi itu memaksa Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan.
Sebelumnya, Gaikindo memproyeksikan penjualan mobil tahun ini mencapai 1,1 juta unit. Namun, target tersebut ada revisi menjadi 850 ribu unit akibat melemahnya daya beli masyarakat.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengakui kondisi industri otomotif saat ini berada dalam tekanan berat. Penyebab utamanya bukan faktor politik atau Pilpres, melainkan daya beli yang melemah.
“Industri otomotif sedang dalam tekanan. Penyebab utamanya kelesuan pasar, artinya daya beli masyarakat melemah,” kata Agus.
Agus memahami langkah Gaikindo untuk merevisi target penjualan mobil. Namun, dia mengingatkan lesunya penjualan itu berpotensi membawa dampak besar pada perekonomian. Terutama dalam kontribusi sektor otomotif terhadap produk domestik bruto (GDP) nasional dan manufaktur.
Menurut dia, industri otomotif memiliki ekosistem yang sangat luas, termasuk keterlibatan industri kecil dan menengah (IKM) dalam rantai pasok.
Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada produk otomotif Indonesia rata-rata mencapai 70%. Hal itu menunjukkan sebagian besar supply chain industri otomotif terpenuhi di dalam negeri.
“Industri otomotif memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja. Supply chain di sektor itu melibatkan banyak IKM dan menunjukkan ekosistemnya sangat penting bagi perekonomian,” ujarnya.
Dalam menghadapi tekanan berat itui, dia menegaskan perusahaan otomotif tidak boleh melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para pekerja.
Ia mengingatkan komunikasi yang baik antara pemerintah dan Gaikindo selama pandemi covid-19 berhasil mencegah PHK di sektor ini. Hal tersebut harus diterapkan di tengah kondisi saat ini.
Pemerintah berharap industri otomotif dapat bertahan tanpa mengorbankan tenaga kerja meski penjualan mobil yang lesu menimbulkan tantangan besar. Selain itu, Gaikindo masih memiliki waktu hingga akhir tahun untuk mengejar target penjualan 850 ribu unit.