Bandar Lampung (Lampost.co) — Stok BBM subsidi jenis solar di Lampung tidak cukup memenuhi kebutuhan. Hal itu terlihat dari ramainya antrean kendaraan hampir di semua SPBU, khususnya yang berada di jalan lintas. Bahkan stok solar di salah satu SPBU sekitar Jalan Soekarno-Hatta sampai kekosongan.
Salah satu petugas SPBU yang enggan menyebutkan namanya mengatakan solar di SPBU tersebut habis sejak pukul 19.00 WIB.
Meski begitu, ia mengaku tidak mengetahui stok solar yang dimiliki SPBU tempatnya bekerja. Hanya saja, kondisi saat ini akan selalu ada antrean kendaraan besar setiap harinya.
“Enggak tau stoknya, diisi lagi kapan juga kurang tahu. Yang jelas sudah abis dari sekitar pukul 19.00 tadi,” ujarnya, Senin, 20 November 2023.
Sementara di SPBU Rajabasa tampak antrean truk hingga lebih dari 100 meter. Kondisi itu membuat sopir membutuhkan waktu berjam-jam untuk mendapatkan bahan bakar.
Salah satu sopir, Endang, mengaku mengantre hingga satu jam untuk mendapatkan bahan bakar. Hal itu terpaksa dilakukan karena kondisi serupa juga terjadi di pom bensin lainnya.
Bahkan, beberapa SPBU lainnya memiliki antrean lebih panjang. “SPBU lain lebih panjang lagi antrenya, syukur kalau tidak kehabisan,” kata dia.
Menurutnya, kondisi itu terjadi dalam sebulan terakhir. Meski tidak setiap hari, namun ia sering kesulitan mendapatkan solar.
Ia berharap ada penambahan stok solar untuk wilayah Lampung. Sebab, kelangkaan solar membuat operasional terganggu karena mengantre terlalu lama.
Untuk mengisi BBM pun harus mengantre panjang dan menghabiskan waktu. “Tapi namanya butuh, mau antre lama juga tetap ditunggu, asal dapat,” ujarnya.
Keluhan Nelayan
Sebelumnya, nelayan Kotaagung, Tanggamus, juga meminta tambahan kuota BBM jenis solar yang dipasok setiap bulan.
Nelayan Kotaagung, Mastang Agogo, mengatakan kuota BBM jenis solar subsidi di Kotaagung, 96 KL atau 96 ribu liter per bulan. Kuota itu dipasok depot Pertamina ke SPBN Kotaagung.
“Kalau pasokan solar untuk nelayan masih lancar dan tersedia setiap bulan. Cuma kalau bisa kami minta penambahan kuota, sebab kadang tidak cukup,” kata dia.
Ia menuturkan, kebutuhan solar tergantung jarak tempuh saat beraktivitas mencari ikan. Jika lokasi berkumpul atau musim ikan jauh dari Kotaagung, maka dibutuh lebih banyak bahan bakar.
“Karena itu, terkadang pasokan kuota dari Pertamina tidak mencukupi setiap bulan. Sehingga, bukan kerena ada kelangkaan solar, akan tetapi pasokan kadang tidak mencukupi,” ujarnya.
Mastang mengakui sebelumnya terjadi keterlambatan pasokan BBM jenis solar di Kotaagung. Namun, keterlambatan tersebut bukan karena kelangkaan. Hal itu disebabkan ada perbaikan jalan di Kotaagung.
“Mobil tangki solar tidak dapat masuk langsung ke lokasi SPBN di Pantai Kotaagung. Sehingga butuh waktu lama karena harus dipindah ke kendaraan lebih kecil,” tandasnya.
Effran Kurniawan