Bandar Lampung (Lampost.co)– Di tengah era persaingan usaha yang semakin ketat, warung madura menjadi eksis dan sukses menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam berwirausaha.
Warung madura saat ini kian akrab oleh sebagian besar masyarakat karena pola kerjanya yang terbilang tak biasa.
Jika warung pada umumnya buka sampai dengan sore atau malam hari. Tidak demikian dengan warung madura yang bahkan tetap buka 24 jam non stop.
Di Jalan Haji Komarudin Nomor 8, Rajabaya Raya, tepatnya di bawah fly over Rajabasa Bandar Lampung, terdapat warung Madura yang melayani pelanggan hingga seharian penuh.
“Buka 24 jam, Tutup Hari Kiamat”, begitu tulisan yang terpampang di depan warung milik seorang pria 30 tahun bernama Aris Apriyanto.
Pembagian Jam Kerja
Bersama Istri dan Adiknya, Aris secara bergantian berbagi jam kerja untuk menjaga warung miliknya yang baru beroperasi pada Januari 2024 lalu.
“Kita harus kompak dan saling bergantian untuk jaga warung. Jadi harus bisa mengatur waktu istirahat supaya sehat terus. Kalau siang istri yang jaga saya isirahat. Nanti malam gantian, begitu seterusnya,” kata Aris kepada Lampost.co, Jum’at, 10 Mei 2024.
Kepada Jurnalis Lampung Post, Aris menceritakan bahwa ide membuka warung madura bermula dari pengalamannya yang kerap kesulitan untuk berbelanja kebutuhan pada saat malam hari.
Berangkat dari pengalaman itu, Aris pun mulai mencari-cari informasi mengenai usaha warung 24 jam di media sosial.
“Ketika sudah mantap akhirnya saya putuskan untuk resign dari kerjaan saya sebagai pemasok alat-alat tulis. Baru sekitar lima hari yang lalu saya resign,” ucapnya.
Persaingan Bisnis Ritail
Untuk bisa tetap bersaing dengan warung retail dan modern yang semakin menjamur, Aris menerapkan strategi dagang yang terbilang kompetitif.
Sehingga untuk tetap bisa bertahan warung madura 24 jam miliknya sebisa mungkin menyediakan kebutuhan masyarakat secara lengkap.
Selain itu dari sisi pelayanan, warung madura miliknya sudah mengikuti perkembangan zaman dengan menerapkan pembayaran QRIS.
Hal itu guna memudahkan masyarakat yang sudah banyak beralih ke sistem pembayaran digital.
“Kemudian dari sisi harga pun kita berprinsip lebih baik punya margin yang sedikit tapi dengan kuantitas yang banyak. Artinya gapapa ambil untung sedikit, tapi yang terjual banyak,” jelasnya.
Berbagai kebutuhan yang disediakan pun beragam mulai dari Sembako, rokok, jajanan, gas elpiji, hingga obat-obatan pun tersedia di warung milik Aris.
Dalam satu hari Aris mengaku bisa ratusan orang datang berbelanja di warung miliknya. Dari hasil jualannya itu ia bisa mendapatkan omset sekitar Rp120 juta per bulan. Nilai itu belum termasuk biaya sewa ruko dengan harga Rp10 juta per tahun.
“Paling rame itu biasanya malem setelah isya, bisa sampai panjang antreanya. Jadi saya jaganya biasanya dua orang,” tambah Aris.
Pengalaman untuk menjaga warung selama 24 jam tidaklah mudah. Resiko terjadi tindak kejahatan tentu menurutnya tidak bisa terhindarkan.
Untuk itu, Aris mengaku harus benar-benar menjaga pola tidur guna menjaga kesehatannya sehingga tetap bisa berjaga malam.
Di tambah lagi belum adanya kamera pengawas (CCTV) di warung miliknya, membuat Aris harus lebih berhati-hati dalam berjaga.
“Pernah saya sampai ketiduran karena gak kuat nahan ngantuk. Tapi syukurlah pelanggannya justru yang bangunin. Kalau kita niatnya dari awal baik, insyaallah selalu dilindungi,” ucap Aris.
Aris sendiri mengaku bukanlah orang Madura. Ia justru bersuku Jawa dan istrinya merupakan suku asli Lampung.
Ia beranggapan bawa penyebutan untuk warung madura, terkenal masyarakat karena karakteristik orang Madura yang tidak pantang menyerah dan lebih ekstra dalam bekerja.
Bahkan ia mengaku telah banyak menjalin komunikasi dengan warung-warung madura melalui grup facebook sebagai tempat berbagi pengalaman menjalankan usaha.
“Mereka bisa membentuk pola kekeluargaan lebih kuat, jadi bisa saling berganti-gantian untuk menjalankan usahanya sampai benar-benar 24 jam,” ujar Aris.
Barang dagangan yang lengkap dan pelayanan selama 24 ini nampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berbelanja di warung madura.
Memudahkan Konsumen
Alfarizi salah satunya, mahasiswa yang tengah menginjak semester akhir itu menyebut.
Ia kerap kesulitan untuk mencari warung jika harus terbangun tengah malam untuk berbelanja.
Kehadiran warung madura menurut Alfarizi cukup membantu bagi mahasiswa kost-kostan seperti dirinya yang bisa berbelanja dengan harga murah.
“Kadang-kadang kan kalau di rekening sisa Rp20 ribu gak bisa kita tarik di ATM. Ssaya bisa beli mie instan di sini pakai QRIS. Jadi membantu banget lah,” ujar Alfarizi.