PEMAHAMAN soal vaksinasi Covid-19 masih banyak yang tidak tepat. Setelah mendapatkan dua kali suntikan vaksin corona, dianggap tubuhnya sudah kenal terhadap virus kecil, namun mematikan ini.
Spesialis penyakit menular dr Christine Maharani, menjelaskan vaksinasi memang menjadi salah satu senjata terbaik untuk memerangi Covid-19. Tapi, dia menegaskan vaksinasi tidak akan membuat siapa saja 100 persen kebal terhadap penyakit, sekalipun dalam kasus Covid-19 sudah mendapatkan dosis lengkap.
“Tidak ada vaksin yang menawarkan perlindungan 100 persen terhadap penyakit, namun bisa memberikan Anda kesempatan yang lebih baik untuk melawan konsekuensi menular dari terpapar virus SARS-CoV-2,” katanya.
Banyak orang mungkin berharap bisa segera terbebas dari pembatasan sosial dan keharusan memakai masker setelah mendapatkan vaksinasi. Namun, Christine memperingatkan bahwa sekarang bukan saatnya untuk lengah. Meskipun sudah mendapatkan vaksinasi lengkap, masih ada kemungkinan bagi siapa saja bisa terinfeksi Covid-19.
Vaksinasi lengkap berarti seseorang telah menyelesaikan serangkaian vaksin Covid-19 seperti yang direkomendasikan untuk perlindungan terbaik terhadap komplikasi parah seperti rawat inap dan atau kematian.
Christine sendiri pernah mendapati ada beberapa orang yang telah divaksinasi di antara dosis satu dan dua maupun orang yang telah menerima kedua dosis vaksin masih dinyatakan posistif atau terinfeksi Covid-19.
Bagaimana hal itu bisa terjadi, dia mengaitkan dengan risiko pajanan atau di mana orang berada dalam proses vaksinasi.
Christine menerangkan imunisasi dengan vaksin Covid-19 akan memberikan perlindungan terbaik dalam waktu dua pekan setelah divaksinasi penuh.
Apabila seseorang dinyatakan positif Covid-19 atau jatuh sakit beberapa hari kemudian, kemungkinan besar dirinya terpapar sebelum divasinasi penuh.
“Ada kasus penyakit dan atau paparan yang dilaporkan setelah vaksin, tetapi komplikasi penyakit bagi mereka yang belum divaksinasi lebih besar,” katanya.
Ia menilai orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap masih mungkin menularkan virus corona kepada orang lain, termasuk yang sudah mendapatkan vaksinasi juga.
Tapi, menurut dia, kemampuan seseorang untuk menularkan Covid-19 setelah mendapatkan vaksin dosis lengkap kemungkinannya memang lebih rendah.
“Orang tua, orang-orang yang memiliki kondisi kekebalan atau kesehatan kronis atau yang memiliki gangguan kesehatan mungkin tidak memiliki respons perlindungan terbaik terhadap vaksin Covid-19. Kami masih mengumpulkan data dan melakukan penelitian berkelanjutan tentang respons vaksin pada populasi yang rentan ini,” katanya.
Menurutnya dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kerangka waktu yang tepat untuk perlindungan dari vaksin Covid-19 belum diketahui saat ini.
Dia mengatakan masing-masing orang dapat menoleransi vaksin secara berbeda. Jadi, komunitas ilmiah hingga saat ini masih mempelajari kekebalan alami dan kekebalan yang diinduksi vaksin terkait Covid-19.
Imunitas tubuh ibarat “benteng pertahanan” yang perlu tetap kuat dan terjaga, jika ingin terhindar dari ancaman penyakit. Terlebih lagi saat ini pandemi Covid-19 belum menunjukkan akan usai dan kita harus beradaptasi melakukan aktivitas seperti biasa dengan tetap memerhatikan kesehatan. Selain menerapkan protokol pencegahan, penting juga untuk meningkatkan imunitas tubuh, agar tidak mudah terserang penyakit. (CK4/R5)
apriesti@lampungpost.co.id