JAKARTA (Lampost.co) — Angka kematian akibat kasus penyebaran virus korona dipastikan tidak tinggi. Dari 20 ribu kasus yang dilaporkan, angka kematian dari virus ini hanya 400 orang.
“Dalam satu kasus baru bisa menularkan 3-4 orang. Meski demikian namun angka kematian tidak tinggi. Dari 20 ribu kasus, yang meninggal 400 orang atau sekitar dua persen,” kata Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Raden Rara Diah Handayani di Depok, Selasa, 4 Februari 2020.
Menurut Raden, rata-rata yang terjangkit virus ini adalah laki-laki dengan usia meninggal 40 tahunan. Temuan ini berbeda dengan virus Flu Burung yang angka kematiannya cukup tinggi sekitar 87 persen.
“Yang mengkhawatirkan dari korona ini karena transmisinya tinggi. Pekan lalu tercatat 2 ribu kasus, saat ini sudah 20 ribu kasus,” kata dia.
Diah mengatakan dari data ini, dapat disimpulkan jika kesempatan untuk sembuh dari vurus korona cukup tinggi. Apalagi, beberapa korban meninggal umumnya tidak hanya disebabkan oleh virus korona melainkan faktor kerentanan usia dan daya tahan tubuh yang lemah.
“Virus ini timbul sakit di saringan saja dan dipengaruhi imunitas,” pungkasnya.
Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan RSUI Sukamto mengatakan virus korona dan influenza dua virus yang berbeda dengan gejala yang mirip. Tetapi angka kematian korona virus lebih tinggi.