Wandi Barboy
Wartawan Lampung Post
PRESIDEN Prabowo Subianto di awal kepemimpinannya telah menggaungkan The Military Way atau jalan militer kepada ratusan menteri dan wakil menteri dengan menggelar retreat di Akademi Militer, Magelang, selama tiga hari penuh.
The Military Way atau jalan militer bukanlah penerapan militeristik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu juga bisa terlihat sebagaimana dari kanal Youtube Lampung Post Update berjudul Pembekalan Kabinet Merah Putih ala Presiden Prabowo. Militer Way atau Militeristik?. Adapun kesimpulan tontonan tayangan tersebut jika boleh menjadi jargon sederhana: The Military Way It’s Okay, (but) Militeristik is No Way.
Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan bahwa agenda retreat Kabinet Merah Putih di Magelang bukan bermaksud militeristik. Prabowo menekankan bahwa ini merupakan The Military Way atau jalan militer yang biasa di pemerintahan. Bahkan, di perusahaan-perusahaan. Hal itu guna menyelaraskan kedisiplinan dan kesetiaan pada bangsa dan negara.
“Saya tidak bermaksud membuat Anda militeristik, salah, bukan itu. The military way itu penerapannya oleh banyak pemerintah, terutama perusahaan-perusahaan. The military way inti dari semua perusahaan adalah disiplin. Kedua, kesetiaan benar-benar minta Saudara tidak setia kepada Prabowo. Tapi, setia kepada bangsa dan negara Indonesia,” ujar Prabowo, di Lembah Tidar, Magelang, Jumat (25/10).
Di dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan sejumlah hal penting di antaranya fokus dan komitmen masing-masing kementerian dan lembaga untuk bekerja mengentaskan kemiskinan, makan bergizi gratis, pemberantasan korupsi, swasembada pangan, hingga swasembada energi. “Saya di sini mengangkat sumpah untuk mempertahankan bangsa dan negara, setia kepada bangsa dan negara kita semua,” tegas Prabowo.
Memang ihwal rasa cinta tanah air, nasionalisme, kesetiaan kepada bangsa dan negara, Prabowo adalah insan militer yang cerdas dengan spirit menyala-nyala. Namun, Prabowo bukan sekadar insan militer, ia juga berpolitik. Partai besutannya Gerindra merupakan akronim dari Gerakan Indonesia Raya. Dari penamaannya, kita bisa melihat sikapnya yang mengobarkan kekuatan bangsa sendiri. Bukan Indonesia semata, melainkan Indonesia Raya.
Soe Hok Gie
Tapi, entah mengapa tetiba saya teringat dengan apa yang ditulis oleh aktivis mahasiswa 1966 yang juga teman Prabowo semasa remaja atau masih muda, Soe Hok Gie. Dalam bukunya Catatan Seorang Demonstran cetakan kelima (1989), Soe Hok Gie menulis kesan tentang Prabowo yang akrab dia sapa dengan Bowo. Catatan Gie itu ditulis pada 25 Mei 1969: “Ia (Prabowo, red) cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naif. Mungkin kalau ia berdiam 2-3 tahun dan hidup dalam dunia yang nyata, dia akan berubah.” Demikian Gie menuliskan Prabowo dalam Bab Politik, Pesta, dan Cinta halaman 314.
Prabowo kini sudah banyak makan asam garam perpolitikan negeri. Ia pernah terasing ke negara lain dan sekarang menjadi aktor terdepan dalam panggung politik bangsa dan negara. Jalan militer Prabowo kini siap meluncur ke tiap penjuru Nusantara.