Ternate (Lampost.co) — Gempa 7,1 magnitudo mengguncang Ternate pada pukul 23.00 WIB disebut lebih besar dari gempa sebelumnya Juli 2019. Guncangan gempa berlangsung hingga setengah menit lamanya.
“Saya merasakan gempa tadi selama 30 detik ( pada Juli gempa berdurasi dua hingga lima detik),” ujar kontributor Metro TV Ternate Hijrah Zakaria dalam program Breaking News Metro TV, Kamis, 14 November 2019.
Saat ini bedasarkan pantaunya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan evakuasi warga-warga untuk dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.
Sementara itu petugas Badan Meterologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) terus memantu kondisi air laut di bibir pantai.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini tsunami untuk wilayah Maluku Utara (Malut) dan Sulawesi Utara (Sulut). Peringatan tsunami ini menyusul gempa 7,1 magnitude yang mengguncang wilayah Jailolo, Maluku Utara sebelum resmi berakhir pukul 00.55 WIB.
Berdasarkan data permodelan BMKG, wilayah Sulut yang berpotensi tsunami ialah Kota Bitung dengan status waspada. Lalu dua wilayah di Maluku Utara di Halmahera dan Ternate dengan status waspada.
Gempa berkekuatan 7,1 magnitude mengguncang Jailolo, Maluku Utara. Pusat gempa berada di darat 134 kilometer (km) Barat Laut Jailolo.
Gempa terjadi pada Kamis, 14 November 2019 sekitar pukul 23.17 WIB. Kekuatan gempa hingga kedalaman 10 km. Titik koordinat gempa berada pada 1,63 Lintang Utara (LU), 126 , 40 Bujur Timur (BT).