RICKY MARLY
ricky@lampungpost.co.id
BANYAK musikus yang memiliki keahlian dan talenta masing-masing. Namun tidak semua musikus bisa menguasai alat musik perkusi. Pun tidak semua musikus yang bisa menguasai perkusi, konsisten memanfaatkannya dalam setiap karyanya.
Namun, tidak dengan Muhammad Pradana Budiarto alias Ditto Percussion (31). Suami dari aktris Ayudia Bing Slamet itu dikenal sebagai sosok musikus yang cukup mahir dan konsisten dalam mengembangkan kemampuannya dalam bermain alat musik perkusi. Karena itulah, kemahirannya terbilang istimewa.
“Apa yang dilakukan harus suka dulu, baru bisa konsisten,” kata Ditto saat berbicara di program NGANTRI (Ngobrol Bareng Mas Menteri) di Instagram @pesona.indonesia, Selasa (20/12) lalu.
Ia belajar menyelami segala sesuatu mengenai perkusi dan berusaha mengasah kemampuannya. Ia mahir dalam memainkan pop perkusi dan sudah beberapa kali mendampingi sejumlah penyanyi kondang, seperti Afghan, Rossa, dan Soul ID.
Awal ketertarikan Ditto pada perkusi terjadi ketika dirinya duduk di bangku SMP. Ia yang amat menyukai alat musik drum berniat ikut band bareng Ayudia. Namun, ia membatalkan niatnya karena waktu itu saingannya sesama drumer juga banyak, sampai lima orang.
Dia akhirnya berpikir untuk mendalami alat musik lain, sesuatu yang mirip dengan drum. Pilihannya jatuh pada perkusi yang memang jarang dikuasai anak seumurannya.
Hingga saat ini, jumlah pemain perkusi di Indonesia masih amat sedikit. Banyak yang lebih memilih gitar, drum, dan lainnya. Sebab itu, ujar Ditto, peluang mengembangkan jenis alat musik perkusi di sektor industri kreatif masih amat besar.
Di Indonesia, kata Ditto, materi pembelajaran secara detail tentang perkusi di sekolah ataupun sekolah musik masih jarang. Ia pun bercita-cita ingin membuat sekolah khusus perkusi untuk melatih banyak orang agar makin banyak yang mahir bermain perkusi.
Terus Berkarya
Ditto termasuk tipe penyuka tantangan. Dia tidak takut menyelami sebuah hal baru. Kemahirannya bermain perkusi pun didapat dari hasil eksplorasi dirinya.
“Misalnya, ada kesempatan buat nyoba hal baru, mending gas saja! Mencoba mengeksplorasi hal yang biasa kita lakukan dengan cara atau suasana yang berbeda pun bisa dibilang sebagai langkah awal,” tulisnya di akun Instagram-nya.
Nyatanya, eksplorasi Ditto memang tidak hanya berhenti di perkusi, tetapi juga dengan menulis, menjadi podcaster, hingga berbisnis. Dua novel larisnya, Teman tapi Menikah (2016) dan Teman tapi Menikah #2 (2018) yang dicetak di Elex Media Computindo hingga lebih 150 ribu eksemplar, ialah cerita nyata kisah asmara mereka berdua yang diunggahnya di Instagram.
Ketika dunia podcast naik daun, Ditto juga mengambil peluang tersebut dengan membuat siniar atau podcast Daritadi Yuk Yak Yuk di Spotify. Podcast tersebut digarapnya bersama aktor Tarra Budiman dan istri Tarra, Gya Pramadisty Sadiqah.
Menjadi pemain musik perkusi, penulis novel, podcaster, dan presenter tidak pernah dibayangkan Ditto sebelumnya. Ia percaya banyak hal lain dalam industri kreatif yang masih bisa dieksplorasi dan kuncinya ialah dengan terus berkarya.
“Bidang kreatif tidak bisa setop. Orang punya titik jenuhnya di sana. Kalau kita berdiam saja di satu hal dan enggak bisa untuk berkarya, kita enggak akan bisa berkembang. Kembangkan terus agar orang punya banyak pilihan,” ujar bapak satu anak itu. (MI/R3)