PROTEIN tinggi mampu mencegah terjadinya stunting. KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) mengajak seluruh keluarga di Indonesia untuk mengubah mindset atau pola pikir keluarga dalam menerapkan pola pengasuhan dan pola asupan makanan bergizi terutama bagi anak-anak pada fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Potensi bayi stunting itu sudah kelihatan nyata sejak lahir. Jika panjang badan lahir kurang dari standard yakni 48 cm sudah 23% stunting. Masuk enam bulan, naik satu persen berarti kita masih bersama-sama harus menguatkan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif,” kata Hasto.
Antara enam bulan ke atas harus mendapatkan makanan tambahan sampai usia 24 bulan. Sehingga semangat untuk isi piringku dan kampanye isi piringku dengan kaya protein menjadi penting. Satu butir telur sehari sudah bisa mengatasi stunting.
Stunting banyak terjadi di rentang usia 6 sampai 24 bulan atau 1.000 HPK, sehingga pentingnya mengubah mindset bahwa protein hewani itu harus dan tidak mahal untuk mengatasi stunting.
Pentingnya protein hewani dalam menu sehari-hari bisa dikenalkan kepada keluarga, remaja yang akan menikah juga kepada stakeholder sebagai penyambung informasi ke masyarakat.
“Di beberapa daerah sudah menyiapkan menu-menu yang bisa dicontoh dan juga dengan menggunakan bahan pangan lokal yang sudah sangat mencukupi kebutuhan mikronutrient bagi balita terutama dalam 1.000 HPK,” ujarnya.
Dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-63, Kampanye isi piringku ini penting dan sekaligus nanti sama-sama kita mengubah pola makan yang masih perlu dikritisi dari sisi komposisi mikronutrientnya.