Lampungpost.id–El Nino memberikan dampak gelombang tinggi di wilayah pesisir. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter yang terjadi dari hari ini hingga besok, 19 September 2023.
“Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo, Senin, 18 September 2023.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya. Kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
Baca Juga: Sejumlah Perairan Indonesia Berpotensi Terjadi Gelombang Tinggi
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara. Kecepatan angin berkisar 8-25 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Lampung, perairan selatan Banten, perairan barat Kep. Selayar, Laut Banda, perairan selatan Merauke, dan Laut Arafuru,” katanya.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter yang berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan timur Kepulauan. Mentawai, Laut Sawu, perairan selatan Flores, perairan Kupang-Rote, Samudra Hindia Selatan Kupang, Laut Natuna, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar.
Baca Juga: BMKG Keluarkan Prakiraan Tinggi Gelombang Perairan, Wisatawan di Pantai Diminta Waspada
Kemudian, Laut Bali, Laut Flores, perairan Baubau-Wakatobi, Teluk Bone bagian selatan, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, perairan selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, perairan Kep. Sitaro, perairan Bitung, perairan Kep. Sangihe-Talaud, dperairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Laut Halmahera, perairan timur Halmahera, Laut Banda, perairan Pulau Buru-Pulau.
Kemudian, Seram-Pulau Ambon, Laut Seram, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Sorong, perairan Fak Fak-Kaimana, perairan Amamapare-Agats, perairan Yos Sudarso, perairan Merauke, dan Laut Arafuru.
Sedangkan, pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan Pulau Sumba-Pulau Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten-Sawu.
Ia mengimbau masyarakat di wilayah pesisir selalu memerhatikan keselamatan pelayaran. Terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter). (MED)