Bisnis Bunga yang Menjanjikan

KATAKAN dengan bunga. Pepatah yang terkesan jadul tapi masih berlaku hingga saat ini. Bahkan, penerima kembang pun merasa bahagia dengan hadiah tak seberapa tapi sarat makna ini. Hingga saat ini pun karangan bunga menjadi salah satu alternatif masyarakat sebagai pengganti ucapan selamat atau merayakan kebahagiaan kepada orang terdekat. "Rasanya sesuatu banget ya dapat hadiah berbentuk bunga itu. Bikin hari semringah," ujar Tasya yang baru saja merayakan hari kelahirannya dan mendapatkan hadiah kembang dari sahabatnya. Baca juga: Optimalkan Program Tekan Kemiskinan Sementara Ita, warga Gunungterang, mengaku sengaja menanam aneka kembang yang bisa memakainya untuk hampers ke kolega, sahabat, dan keluarga. "Suka aja , makanya tanam sendiri. Lagian halaman di samping rumah cukup luas buat tanam bunga," ujar konsultan perencanaan ini, Jumat (9/8). Karangan bunga tak hanya berbentuk papan. Kini kalangan mahasiswa, khususnya, menggandrungi bunga rangkai. Hal tersebut menjadi peluang bisnis Woro Eka Despriyanti, warga Jalan Purnawirawan II, Gunungterang, Langkapura, Bandar Lampung. Usaha dengan nama Mimosa Florist di tempat tinggalnya dengan dua pegawai untuk mengurus dan merangkai kembang sudah berjalan empat tahun. "Saya mulai pada 2020, sempat hampir berhenti karena pandemi Covid-19, tapi alhamdulilah jalan terus sampai sekarang," ujarnya. Ririe, sapaannya, mengaku memanfaatkan bunga asli. Dia merangkai berbagai jenis kembang dengan beragam warna hingga enak dan sedap dipandang. Untuk stok bunga sendiri, Ririe mengaku tidak sulit mendapatkannya. Sebab, sudah mulai banyak supplier di wilayah Lampung. "Kalau untuk harian dan stok sudah banyak sih, sekarang supplier -nya di Lampung jadi enggak sulit," ujar pemilik Mimosa Florist itu. Namun, ia tak menampik sering membeli bunga dari luar Lampung, seperti dari Jawa Barat. Hal itu saat ada kegiatan yang berpotensi meningkatkan penjualan, seperti acara wisuda. "Kalau ada acara gitu pesan dari Bandung sekali banyak jadi ongkirnya juga sekalian. Harga bunganya lebih murah," ujarnya. Selain itu, juga karena permintaan jenis bunga dari konsumen. Jika begitu, konsumen pun harus rela menunggu lebih lama. "Kalau yang ready pesan ke kami bisa H-1, tapi kalo request dan bunganya beli di luar Lampung harus H-7 pesannya," kata dia. Ia menyebut jenis kembang yang tidak ada di sini, seperti bunga kastea, daisy , dan anggrek-anggrekan. [caption id="attachment_286084" align="alignleft" width="300"] DOK[/caption] Sokong Ekonomi Warga Menurut dia, menjalani bisnis tersebut tidak terlalu berat tantangannya. Namun, dia dan pegawainya harus rutin mengganti dan memastikan kebutuhan air untuk bunga. Sebab, jika pemberian air tidak sesuai kebutuhan, kembang bisa layu atau busuk. "Kalau stok bunga rangkai kami taruh ember atau baskom dengan memberi air dan rutin mengganti, itu bisa bertahan sampai 7 hari," ujarnya. Dia juga mengakui bisnisnya itu cukup menjanjikan. Sebab, mampu menambah penghasilan dan bisa membayar karyawan. “Ya lumayanlah penghasilan dari bisnis bunga hias ini. Karena selain untuk penghasilan sendiri juga bisa untuk menggaji karyawan,” ujarnya. Pengamat ekonomi Lampung, Asrian Hendi Caya, mengatakan tren pengiriman kembang kembali marak dalam gaya hidup saat ini. Hal itu membuat peluang bisnis baru warga untuk mengembangkannya. Ia menyebut tren jual kembang saat ini dapat meningkatkan perekonomian warga yang merintis. Apalagi peminat papan bunga selalu hadir karena kini juga menjadi simbol prestise, menjadikannya bagian dari kelas elite. "Terlebih lagi dengan banyaknya papan bunga yang menggunakan bahan plastik atau kertas, harganya menjadi lebih terjangkau," ujarnya, Jumat (9/8). "Namun, untuk asli, harganya masih relatif mahal karena hanya sekali pakai dan sebagian besar masih mendatangkan dari luar Lampung. Hal ini menyebabkan pangsa pasarnya masih terbatas," katanya. Ia menyebut karena permintaan pasar yang besar, perlu suplai lebih dari Lampung. "Agar harga tentu bisa lebih murah dan pasar pun bisa berkembang lebih besar," ujarnya. Asrian menyebut pangsa karangan bunga berpotensi meningkatkan ekonomi di Lampung. Baik dari industri rumahan maupun budi daya tanaman hiasnya. Sayangnya, Asrian menyebut sejak 2017 pertumbuhan sektor pertanian di Lampung mengalami penurunan cukup signifikan terutama subsektor hortikultura. Oleh karenanya, perlu penelitian dan penelaah lebih lanjut faktor-faktor penurunannya," ujar dia. (MAR/CR1/R3)

Bisnis Bunga yang Menjanjikan

Banyak kalangan suka dengan bunga, selain indah dan harum, di baliknya ada peluang bisnis yang dapat menopang perekonomian.

Agen Perjalanan Bisa Tarik Pengunjung ke Taman UMKM Sukaraja

Wangi Cuan Tanaman Hias

Muharram Candra Lugina

Wangi Cuan Tanaman Hias

ICW Soroti Pansel KPK yang Istimewakan Penegak Hukum

Telepon Genggam Pelajar Diperiksa Cegah Tawuran dan Judi Online

Atlet dan Pelatih Peraih Medali Popnas Dapat Insentif

Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 11 Agustus 2024

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 10 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 11 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 12 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda