PERUSAHAAN Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung berupaya memberi akses kelistrikan kepada delapan desa pedalaman guna mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
Manajer PLN UP2K Lampung, Badruzzaman, mengatakan untuk mewujudkan rasio kelistrikan 100% pada tahun 2022, pihaknya telah mulai membangun jaringan listrik di delapan desa di Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus yang jumlah rata-rata ada 5.000 hingga 6.000 kepala keluarga yang bermukim di desa tersebut.
“Di Lampung ini hampir semua desa telah mampu menikmati terangnya aliran listrik. Tapi memang ada 15 desa lagi yang belum teraliri listrik dari sebelumnya pada tahun 2019 total ada 70 desa yang belum dialiri listrik,” ujar dia dalam rilis yang diterima Lampung Post, Selasa (22/2).
“Di Pematangsawa ini ada Desa Telukbrak, Karangbrak, Tirom, Way Asahan, Kaurgading, Way Asahan, Tampang Tua dan Tampang Muda dan ini memang jadi desa yang memiliki akses jalan paling sulit. Dan saat ini telah mulai dilakukan mobilisasi pengangkutan material selama satu tahun ini dan telah mencapai 60%,” ujar dia.
Dia menjelaskan dalam membantu memberi akses kelistrikan bagi warga desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, nilai total investasi pemasangan jaringan listrik itu Rp58 miliar.
“Nilai investasi untuk mengakhiri listrik di delapan desa ini cukup mahal karena menggunakan kabel bungkus premium, untuk mengantisipasi kerusakan jaringan serta menjamin keamanan satwa di sekitar seperti kukang,” kata dia.
Menurutnya, anggaran rata-rata untuk pemasangan jaringan 1 kilometer berkisar Rp300 juta dengan menggunakan kabel biasa.
“Total panjang jaringan dari desa pangkal ke desa ujung sekitar 67 kilometer. Sebab, jarak dari desa pangkal ke desa ujung sekitar 20 kilometer. Sedangkan untuk daya yang kita rencanakan sebesar 1,8 megavolt (mv) atau 1.800 kilovolt ampere (kva),” ujarnya.
Dia mengatakan dengan kondisi geografi yang cukup sulit karena perbukitan, total tiang yang digunakan sebanyak 500 unit, dengan jarak antar tiang yang cukup jauh.
“Warga di desa tersebut telah sejak lama memanfaatkan PLTS serta genset, namun terkendala dengan baterai dan bahan bakar. Jadi dengan mulai masuknya jaringan listrik dapat membantu aktivitas warga,” katanya. (RLS/D2)