TERAPI konvalesen atau donor plasma penyembuhan saat ini telah menjadi gerakan solidaritas dan pemberi harapan melawan Covid-19. Tak hanya di Lampung, terapi konvalesen telah menjadi gerakan di Indonesia.
Namun, perlu diingat bahwa terapi ini masih berupa uji klinis yang membutuhkan kehati-hatian agar tidak membahayakan pasien dan menimbulkan mutasi virus.
Diakui oleh Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung dr Aditya M Biomed bahwa dua pekan terakhir permintaan plasma konvalesen meningkat tajam, seiring dengan melonjaknya kasus positif Covid-19 di Bumi Ruwa Jurai.
“Permintaan meningkat sedangkan persediaan kosong. Keadaan seperti ini sangat menyedihkan, ditambah proses mendapatkan plasma itu alurnya banyak dan tidak mudah,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya lantai II gedung PMI Lampung, Rabu (14/7).
Belum lagi, lanjutnya, mengenai terapi plasma konvalesen risetnya masih terus berjalan, belum ada riset pakem baik di Indonesia maupun di dunia. Selain manfaatnya yang masih menjadi perdebatan, riset terbaru menunjukkan, pemberian terapi yang tidak tepat bisa memicu mutasi Covid-19 menjadi lebih menular.
“Penggunaan plasma konvalesen atau plasma penyembuhan dalam pencegahan dan pengobatan infeksi penyakit menular telah dilakukan lebih dari 100 tahun. Bahkan ada jurnal yang menyebutkan, plasma penyembuhan telah digunakan saat pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1917–1918,” kata dokter Aditya.
Namun terlepas dari sulitnya mendapatkan plasma penyembuh itu saat ini, ia mengajak kepada para penyintas untuk melakukan donor plasma konvalesen di PMI dan memberikan setetes harapan bagi para pasien yang sedang berjuang untuk sembuh.
“Mengetuk hati dari para penyintas untuk mendonorkan plasmanya sesuai dengan semboyannya yaitu dari penyintas menjadi penyembuh. Ini bukan masalah kenal atau tidak dengan pasien tapi sudah masalah kemanusiaan,” ujar dia.
Konvalesen sendiri mengacu pada siapa saja yang pulih dari penyakit. Sementara, plasma adalah bagian darah berwarna kuning dan cair yang mengandung antibodi atau protein yang dibuat oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
Plasma konvalesen dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19 atau penyintas, kemungkinan besar mengandung antibodi terhadap Covid-19. Ditandai atas keberhasilan tubuh melawan infeksi sehingga plasma penyintas mengandung antibodi Covid-19. (S1) PUTRI PURNAMA