Tulus Gelar Konser Virtual ‘Terlalu Rindu, Menuju 10 Tahun Berkarya’

PENYANYI Tulus menggelar konser virtual selama tiga hari dengan tiga album studio bertajuk “ Terlalu Rindu, Menuju 10 Tahun Berkarya ”. Konser virtual ini dalam rangka menyambut perjalanan Tulus dalam bermusik selama satu dasawarsa. Konser yang menggambarkan rindu yang membingkai keterbatasan ruang gerak yang saat ini sedang dihadapi dunia. Konser tersebut diadakan setiap Selasa mulai dari 14 September lalu. Pada pertunjukkan pertama, Tulus membawakan album pertamanya yakni “ Tulus ”. Sementara itu, Tulus membawakan album “ Gajah ” pada konser virtual hari keduanya. Pada Selasa (28/9), Tulus mempersembahkan album “ Monokrom ”. Meski diadakan secara virtual, pertunjukan penutup tersebut sukses diadakan dengan kolaborasi antara musik, sinematografi, dan seni rupa yang selaras. Menariknya, pertunjukkan yang berdurasi 45 menit itu memiliki warna dan visual yang sesuai dengan album “ Monokrom ”. Pergelaran ini dibuka dengan lagu “Tergila-gila”. Kemudian dilanjutkan dengan “ Ruang Sendiri”, “Cahaya ”, dan “ Tukar Jiwa ”. Tulus pun mengungkapkan perasaan senangnya karena bisa kembali ke panggung dan bernyanyi bersama meski dirinya tidak bisa mendengar suara tepuk tangan para penonton dari rumah. “Saya berharap semuanya bisa merasakan rasa senang dan syukur sama besarnya di sepuluh tahun perjalanan kita bermusik,” kata Tulus. Ia pun kemudian membawakan medley beberapa lagu hitnya antara “Langit Abu-Abu”, “Mahakarya” , dan “ Labirin ”. Tak hanya sebagai selebrasi sepuluh tahun Tulus berkarya melalui lagu-lagunya, “Terlalu Rindu, Menuju 10 Tahun Berkarya” pun menjadi sebuah penanda akan perjalanan Tulus selanjutnya menuju karya-karya baru. “Doakan lancar, doakan idenya banyak. Doakan musik-musik nanti bisa sampai ke hati teman-teman,” ucap Tulus. Tak lupa, Tulus membawakan lagu “ Ingkar ” dan “ Monokrom ”, serta “ Manusia Kuat ” sebagai penutup dari hari yang sangat berarti bagi Teman Tulus itu. Konser virtual itu akhirnya ditutup dengan sebuah surat panjang dari Tulus. (MEDCOM.ID/M1) ----------------- Mike Tyson Main Film Bollywood Bertajuk Liger LEGENDA tinju Mike Tyson melebarkan tinjunya ke Bollywood. Si Leher Beton akan melakukan debut akting di industri perfilman India itu melalui film bertajuk Liger . Hal tersebut diketahui dari pengumuman salah satu produser film itu, Karan Johar, melalui kicauan di media sosial pada Senin (27/9). “Untuk pertama kalinya, raja ring akan muncul di layar lebar perfilman India! Selamat datang Mike Tyson di tim Liger !” kata Johar dalam unggahan yang menyertakan sebuah video perkenalan Mike Tyson. Selain menyertakan Mike Tyson, film tersebut akan dibintangi oleh Vijay Deverakonda sebagai seorang petinju yang gagap. Film ini ditulis dan digarap oleh Puri Jagannadh yang pernah menggarap film Bbuddah … Hoga Terra Baap (2011) yang dibintangi Amitabh Bachchan. Sebelum ke Bollywood, Mike Tyson pernah membintangi sejumlah film Hollywood seperti The Hangover (2009) dan sekuelnya, The Hangover Part II (2011). Ia juga pernah terlibat dalam film dari Hong Kong, Ip Man 3 (2015) . Liger sebenarnya dijadwalkan rilis pada 9 September lalu. Namun, rencana itu batal mengingat negara bagian Maharashtra yang menjadi pusat keuangan dan Bollywood, Mumbai, lockdown akibat pandemi. (MEDCOM.ID/M1) ------------------------ Cintai Alam agar Alam Mencintai Kamu KHORIK Istiana, wanita kelahiran Blora, Jawa Tengah, tersebut mempunyai mimpi bahwa semua orang bisa terakses sanitasi aman. Mimpinya tersebut berawal saat ia aktif di Youth with Sanitation Concern (YSC) sebagai ketua sejak Oktober 2018 hingga sekarang. Meskipun latar pendidikannya Biologi MIPA Universitas Lampung yang tidak ada kaitannya dengan sanitasi, Khorik mulai tekun untuk mendalami ilmu sanitasi. Selama kuliah juga Khorik aktif di berbagai kegiatan. Salah satunya adalah bidang jurnalistik di UKPM Teknokra Unila. Lewat organisasi itu akhirnya ia memulai perjalanannya sebagai seorang pegiat lingkungan di bidang sanitasi. “Pertama kenal sanitasi itu, waktu ada Sanitation Road to campus tahun 2018, terus ada info mau ada youth sanitation camp yang diadain sama SNV Netherland yang bekerja sama dengan NGO lokal,” ujarnya. Dari sana Khorik mendaftar dan lolos menjadi peserta, setelah camp selesai semua alumni camp membentuk komunitas yaitu Youth with Sanitation Concern (YSC). Ia kemudian diamahkan untuk menjadi ketua. Sanitasi seringkali dianggap tabu atau kurang trendi sebagai topik pembicaraan yang menarik, sehingga perlu dihadirkan secara kreatif untuk menarik dan menggerakkan masyarakat, khususnya anak muda Tidak hanya itu, ia bersama teman-temannya juga mendirikan Komunitas Tukar Baca Lampung. Komunitas tersebut memberi akses bagi siapa saja untuk membaca melalui menukar buku bacaan masing-masing. "Kita juga mengumpulkan donasi buku yang kita salurkan untuk anak-anak di pelosok desa yang membutuhkan bacaan," ujarnya. Selama aktif di YSC, Khorik kerap menjadi pembicara mengenai sanitasi, mulai dari manajmen kebersihan menstruasi, sanitasi aman, cuci tangan pakai sabun, dan lain sebagainya. Khorik juga pernah masuk peringkat 7 untuk 15 nominator tulisan terbaik pada ajang Lomba Penulisan Nugroho Tri Utomo dengan tulisannya berjudul " Peran Seminar Online dalam Penyebarluasan Informasi Sanitasi ". Terbaru, Khorik memenangi Ton Schouten Award for Wash Storytelling 2021 pada Juni lalu. Ton Schouten Award for Wash Storytelling 2021 merupakan penghargaan tahunan untuk komunikator muda yang menyuarakan isu air, sanitasi, dan kebersihan ( water, sanitation, hygiene /WASH) di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang diadakan oleh The WHO International Reference Center on Community Water Supply atau IRC, yakni sebuah organisasi nirlaba internasional yang berdiri sejak 1968 berpusat di Belanda, telah menyelenggarakan Ton Schouten Award untuk WASH Storytelling sejak 2017. Penghargaan tersebut ia raih karena terus menyuarakan isu sanitasi dimana isu tersebut dianggap isu yang tidak seksi, bahkan terkadang tabu untuk dibicarakan. “Sanitasi seringkali dianggap tabu atau kurang trendi sebagai topik pembicaraan yang menarik, sehingga perlu dihadirkan secara kreatif untuk menarik dan menggerakkan masyarakat, khususnya anak muda” ujarnya. Khorik berharap semakin banyak pemuda yang tahu dan aware mengenai isu sanitasi ini, sehingga semakin banyak pemuda yang nantinya mengambil peran dalam menyelesaikan permasalahan sanitasi di Indonesia, khususnya Lampung. (TIM SAI RADIO/M1)

Tulus Gelar Konser Virtual ‘Terlalu Rindu, Menuju 10 Tahun Berkarya’

Pertunjukkan yang berdurasi 45 menit itu memiliki warna dan visual yang sesuai dengan album “Monokrom”.

Mau Jadi Dokter Memasak

Cara Mengatasi Kesepian

Mustaan

Cara Mengatasi Kesepian

Apacer Rilis SSD Terbaru untuk Laptop dan PC

E-Paper Lampung Post, Edisi Sabtu, 2 Oktober 2021

Memaksimalkan Surplus Pangan Lampung

Guru PPPK, Antara Mutu dan Keadilan

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 28 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 30 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda