KETIKA melihat kubah Masjid Jami’ Asy Syuhada, banyak orang yang tertarik dengan keindahannya.
Motif emas khas Timur Tengah menyelimuti kubah masjid berwarna dasar merah itu. Ukuran kubah yang cukup besar memancing mata untuk menatapnya.
Sekretariat Takmir Masjid Afrizal mewakili Ketua Takmir masjid setempat H Bukhori Islah mengatakan masjid yang berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi No 50, Kelurahan Durianpayung, Tanjungkarang Pusat itu berdiri sejak 1946.
“Kondisi kala itu masih apa adanya. Masjid ini juga difungsikan menjadi tempat pertemuan dan dapat menampung 20-30 jemaah,” kata dia, beberapa waktu lalu.
Kemudian pada 1980 dilakukan renovasi kembali dan terakhir pada 2019 dalam rangka meningkatkan kapasitas jemaah.
“Berkat nasihat dari para sepuh dan semangat anggota takmir juga warga di Durianpayung, akhirnya masjid ini terus berkembang dan aktif sampai sekarang,” kata dia.
Ia menjelaskan bangunan pertama lebih mengadopsi gaya masjid-masjid di Banten. “Bisa dilihat dari mimbarnya bentuknya seperti di masjid-masjid yang ada di Cirebon. Dulu pakai bahan stainless sekarang mulai pakai jati ukir,” ujarnya.
Sementara untuk eksterior masjid saat ini lebih bergaya Timur Tengah. Dilihat dari kubah bermotif unik dan berukuran besar. “Catnya juga mencolok agar masyarakat bisa lebih tertarik dan dari kejauhan bisa tahu ada masjid,” ujar dia.
Alhasil masjid yang terletak di tepi jalan protokol itu banyak dikunjungi warga bahkan dari luar Lampung. Selain menjadi tempat ibadah salat lima waktu, masjid ini juga kerap disinggahi para musafir. “Karena fungsi masjid di zaman Rasulullah saw juga menjadi tempat musafir untuk beristirahat,” ujarnya.
Bahkan, saat peristiwa gempa dan tsunami di Lampung Selatan pada akhir 2018, warga Telukbetung mengungsi ke masjid itu. “Ada ratusan orang yang mengungsi ke sini. Kami jamu semaksimal mungkin agar mereka merasa aman dan nyaman,” kata dia.
Masjid itu juga memiliki daya tarik tersendiri, yakni beberapa benda bersejarah yang masih dipertahankan dan difungsikan. Seperti beduk, mimbar khotbah, beberapa kipas angin, dan lampu hias.
“Di sisi keamanan kita terus evaluasi untuk memperketat. Kita memang tidak bisa melarang siapa pun yang istirahat di sini, monggo ke sini yang penting kewajiban utama harus dilaksanakan seperti salat,” ujarnya. (M1) SETIAJI BINTANG PAMUNGKAS