Jakarta (Lampost.co) — Beras termasuk makanan pokok bagi mayoritas masyarakat di Indonesia. Namun di balik kebutuhannya yang tinggi, keaslian beras sering menjadi kekhawatiran bagi konsumen.
Setelah membeli beras, beberapa konsumen pernah menemukan beras palsu, di mana beras terbuat dari bahan plastik. Bahan ini direkayasa menyerupai beras asli dari pertanian.
Sehingga masyarakat bisa saja mengonsumsinya tanpa sadar, padahal kandungannya dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Baca Juga:
Bulog Lampung Capai 96% Target Penyerapan Beras 2025, Siap Tingkatkan Pasokan
Baru-baru ini Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan mengejutkan. Bahwa beras subsidi pemerintah dugaannya ada yang mengoplos dan mengemas ulang menjadi beras premium. Lalu oknum yang melakukannya menjual ke sejumlah minimarket dan supermarket terkenal.
Oleh karena itu, sebelum membeli beras kenali ciri-ciri beras palsu atau oplosan agar tidak menjadi korban penipuan dan berdampak buruk bagi kesehatan. Berikut perbedaannya, mengutip dari berbagai sumber.
Perbedaan beras asli dan beras palsu
Dalam pembuatan beras palsu, biasanya oknum membuatnya dari bahan nonpangan seperti plastik. Kemudian dari bahan baku pembuatan kabel, keramik, dan pipa paralon yang tidak layak konsumsi.
Sehingga untuk membedakan beras asli dan palsu memang sulit jika hanya kita lihat sekilas karena bentuknya sangat mirip.
Namun risikonya tidak main-main. Mengonsumsi beras palsu secara terus-menerus bisa memicu gangguan pencernaan, kerusakan organ, dan paparan zat karsinogenik penyebab kanker.
Untuk mengenali beras palsu dan asli, melansir Antara, berikut ciri-ciri yang bisa kita jadikan acuan perbedaannya:
1. Tekstur beras terlalu halus dan licin
Beras asli memiliki permukaan yang cenderung kasar dan tidak terlalu mengilap. Jika butir beras terlalu halus, licin, dan tampak mengkilap seperti plastik, hal ini patut kita curigai. Warna beras berkilap berlebihan bisa jadi berasal dari bahan sintetis.
2. Tercium aroma yang aneh
Beras asli umumnya memiliki aroma khas, seperti wangi pandan, pulen, atau aroma beras yang harum. Sementara beras palsu tidak berbau sama sekali atau mengeluarkan aroma sangit seperti plastik terbakar.
3. Mengapung saat direndam air
Ciri-ciri beras asli umumnya akan tenggelam saat kita rendam air karena berat jenisnya lebih tinggi. Namun apabila sebagian besar butir beras justru mengapung, besar kemungkinan itu bukan beras asli.
Hasil air dari rendaman beras pun juga berbeda. Air pada beras asli akan berubah menjadi keruh keputihan, sementara beras palsu tidak ada perubahan warna atau tetap jernih.
4. Hasil masakan nasi tidak wajar
Saat kita masak, beras palsu bisa memberikan hasil yang aneh, seperti nasi matang terlalu lembek atau sulit matang. Setelah kita dinginkan, nasi dari beras palsu akan cepat mengeras dan sulit kita cerna. Sementara itu beras asli akan menjadi nasi yang lembut, manis, dan mudah kita kunyah.
5. Bentuk beras yang berbeda
Dari segi bentuk fisik, beras asli memiliki butiran yang berbentuk gemuk dan terlihat ada guratan alami di permukaannya. Sementara beras palsu tampak lebih ramping dan permukaannya licin tanpa guratan.
6. Tidak meleleh saat dibakar
Cara mudah lainnya adalah membakar beberapa butir beras dengan api kecil. Jika meleleh dan mengeluarkan aroma plastik, berarti itu bukan beras alami. Beras asli akan gosong atau menghitam seperti bahan organik lainnya.
Selain beras palsu, kamu juga perlu mewaspadai praktik oplosan, yaitu mencampur beras kualitas premium dengan yang rendah. Beras oplosan biasanya warnanya tampak kusam atau tidak merata. Kemudian harganya yang tidak wajar (lebih murah) dan kemasan yang tidak rapi atau sobek.
Supaya terhindar dari risiko dan kerugian ini, lebih baik untuk membeli beras dari tempat terpercaya. Perhatikan juga label kemasan, izin edar, kondisi beras, serta tanggal kadaluarsa jika beras dalam kemasan.