Jakarta (Lampost.co) — Film “Rangga & Cinta” bukan sekadar versi ulang dari kisah klasik Ada Apa Dengan Cinta? (AADC). Versi terbaru itu hadir sebagai film musikal yang menggabungkan nostalgia masa lalu dengan semangat baru untuk generasi sekarang.
Miles Films menggandeng berbagai mitra internasional, termasuk Barunson E&A dari Korea Selatan, untuk menciptakan karya yang lebih modern dan sinematik.
Salah satu daya tarik utama film itu terletak pada musiknya. Lagu-lagu legendaris dari AADC seperti “Bimbang” tetap ada. Sementara lagu baru seperti “Rangga Cinta” yang Eva Celia dan Bilal Indrajaya nyanyikan membawa napas segar.
Musik di sini bukan hanya pemanis, tetapi menjadi bagian dari penceritaan yang memperdalam emosi para karakter. “Musik menjadi jantung film ini,” kata salah satu tim produksi.
Setiap lirik dan aransemen memperkuat suasana hati karakter, terutama dalam adegan-adegan romantis dan reflektif yang menjadi ciri khas AADC.
Yang membuat film itu semakin menarik adalah pemilihan pemain baru. El Putra Sarira memerankan Rangga, menggantikan sosok ikonik Nicholas Saputra. Sementara Leya Princy memerankan Cinta, karakter yang dulunya Dian Sastrowardoyo mainkan.
Tantangan besar pun muncul untuk keduanya bisa menjaga aura orisinal tanpa kehilangan identitas baru mereka.
Cerita film yang berlatar tahun 2001, masa ketika Cinta dan gengnya mengikuti kompetisi puisi sekolah. Saat Cinta kalah, Rangga muncul sebagai pemenang dan perlahan kedekatan di antara mereka tumbuh.
Di sinilah kisah cinta remaja, persahabatan, dan gejolak perasaan berbaur menjadi satu.
Keseruan film itu datang dari dinamika remaja yang penuh energi, konflik batin yang menggemaskan, dan dialog yang menghidupkan kembali semangat cinta masa SMA. Bagi penggemar lama AADC, film itu menawarkan nostalgia yang lembut.
Sementara bagi penonton baru, film itu memberikan cara baru untuk menikmati kisah cinta klasik lewat musikal yang segar dan penuh warna.
Secara produksi, “Rangga & Cinta” terbilang ambisius. Proses syuting berlangsung intens sepanjang 2024 hingga awal 2025. Miles Films berupaya mempertahankan kualitas visual tinggi dengan sentuhan sinematografi yang lebih modern, tanpa menghilangkan atmosfer khas AADC yang hangat dan puitis.
Jembatan Antara Dua Generasi
Sutradara film juga menegaskan “Rangga & Cinta” bukan sekadar nostalgia, melainkan bentuk penghormatan terhadap karya yang dulu mendefinisikan generasi 2000-an. Kisah itu hidup kembali agar lebih relevan dengan penonton muda yang tumbuh di era digital.
Film ini menjadi jembatan antara dua generasi bagi mereka yang dulu jatuh cinta lewat AADC dan generasi baru yang akan menemukan pesona cinta pertama lewat irama musik dan lirik menyentuh.
“Rangga & Cinta” bukan hanya kisah romantis, tapi juga perjalanan emosional tentang mencari jati diri, merayakan perbedaan, dan mengenang indahnya masa muda.
Musik yang kuat, pemain baru yang segar, dan visual yang memikat, film itu siap menjadi pengalaman sinematik paling hangat tahun 2025.