Jakarta (Lampost.co) – Film Angkara Murka, yang diproduseri Forka Films, telah memperoleh pengakuan internasional dengan debutnya di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia. Sebelum rilis di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2025, film ini telah menghadirkan kisah horor yang memadukan teror, emosi, dan kritik sosial dalam pengalaman sinematik yang mendalam.
Poin Penting
- Angkara Murka tayang perdana di Far East Film Festival (FEFF) 2025, Italia.
- Sutradarai Eden Junjung, terkenal lewat film pendek Happy Family, Bura, dan The Intrusion.
- Film menggunakan bahasa Jawa, dengan proses reading intens.
- Produksi oleh Forka Films yang konsisten menembus festival internasional.
- Film mengusung kritik sosial terhadap kekuasaan dan eksploitasi alam
Angkara Murka adalah karya pertama sutradara berbakat Eden Junjung, yang sebelumnya terkenal dengan karya-karya pendeknya yang sukses di festival internasional. Dengan judul internasional “Mad of Madness”, film ini tidak hanya berkompetisi di FEFF 2025 namun juga salah satu yang terbaik dalam kategori White Mulberry Award for Best Debut Feature.
Baca juga : Film Senyum Manies Love Story Angkat Kisah Cinta Anies Baswedan dan Fery Farhati
Film ini mengisahkan perjuangan Ambar (Raihaanun), seorang ibu muda yang menghadapi ketakutan dalam upaya mencari suaminya yang hilang di tambang pasir. Di balik cerita yang menggugah, Angkara Murka juga menyelipkan kritik sosial tentang kekuasaan rakus dan praktik tumbal, di samping kehadiran makhluk tak kasat mata yang menghuni tanah tersebut.
Bersama Lukman (Simhala Avadana), Ambar berusaha mengungkap rahasia gelap yang tersimpan di dalam tambang, menghadapi tekanan dari kekuatan yang kuat. Film ini juga m talengadirkan talenta-talenta seperti Whani Darmawan dan Rukman Rosadi, menambahkan kedalaman dalam narasi horor yang autentik.
Dengan lokasi syuting yang menantang di daerah tambang, Raihaanun dan para pemain lainnya berupaya menyampaikan dialog dalam bahasa Jawa dengan penghayatan tinggi, menciptakan nuansa yang mendalam dalam penampilan mereka.
“Angkara Murka bukan hanya tentang horor yang konvensional, tetapi juga cerminan dari realitas sosial yang kompleks,” kata Eden Junjung tentang visi film ini. Dengan penyampaian yang kuat dan atmosfir yang mencekam, film ini menjadi bukti nyata bahwa sinema Indonesia mampu menembus batas-batas internasional dengan cerita-cerita yang kuat dan universal.