Jakarta (Lampost.co)— Musisi ternama Ariel NOAH mengenang sebuah momen emosional dalam perjalanan karier dan hidupnya.
Hal itu terjadi ketika ia secara khusus menggunakan uang pribadi untuk mentraktir teman-teman dan guru-guru dari masa SMA-nya agar dapat menyaksikan konser yang ia gelar di Bandung.
Momen tersebut bukan sekadar nostalgia biasa. Tetapi merupakan bentuk perpisahan yang tertunda selama delapan tahun sejak kelulusannya dari bangku SMA.
Baca juga: 400 Musisi Inggris Serukan Perlindungan Hak Cipta dari Ancaman AI, Termasuk Coldplay dan Dua Lipa
Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Authenticity ID, Ariel mengungkapkan bahwa momen itu terjadi pada tahun 2008.
Saat band Peterpan—yang kini terkenal sebagai Ariel NOAH—tengah berada di puncak popularitasnya dan menggelar konser di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha), Bandung.
Ia menyebut bahwa untuk konser tersebut, ia bahkan rela mengeluarkan uang pribadi dalam jumlah besar yang melebihi bayaran yang diterimanya dari pertunjukan tersebut.
“Gue paling senang sekitar 2008, gue konser di Sabuga. Itu gue keluar duit banyak daripada fee manggung,” ujar Ariel sambil mengenang momen tersebut.
Ariel menjelaskan bahwa ia secara khusus mengundang seluruh teman seangkatannya semasa SMA serta para guru yang pernah mengajarnya untuk hadir menonton konser tersebut.
Ariel NOAH Siapkan Kejutan
Tiket ia berikan secara cuma-cuma sebagai bentuk apresiasi sekaligus kejutan yang ia siapkan sendiri. Tak hanya itu, Ariel juga membawakan sebuah lagu spesial yang ia ciptakan sejak masa sekolah dan memang niat sebagai lagu perpisahan.
“Udah masuk semua pokoknya, gue mau nyanyiin lagu spesial buat kalian nanti,” kenangnya dengan senyum.
Perpisahan yang Tertunda Selama Delapan Tahun
Momen ini terasa sangat istimewa bagi Ariel karena saat ia lulus SMA, tidak ada acara perpisahan resmi yang digelar oleh sekolah untuk angkatannya.
Ia mengaku sempat kecewa karena sudah menciptakan sebuah lagu khusus untuk acara perpisahan tersebut. Namun tidak pernah memiliki kesempatan untuk menyanyikannya di momen kelulusan yang sebenarnya.
“Ah, jadi perpisahan gue di sini terjadinya ternyata. Delapan tahun setelahnya, perpisahan yang tertunda,” ujar Ariel dengan penuh rasa haru.
Lagu tersebut, yang semula menulis untuk mewakili perasaan perpisahan dengan teman dan guru. Akhirnya bisa ia bawakan di hadapan mereka semua dalam suasana yang lebih emosional dan matang.
Meski harus menunggu delapan tahun, Ariel merasa akhirnya bisa menutup babak masa sekolahnya dengan cara yang bermakna dan personal.