Jakarta (Lampost.co) – Sutradara Joko Anwar mengumumkan proyek film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri, yang menjadi film ke-11 dalam kariernya. Menariknya, naskah film ini sudah ada sejak 17 tahun yang lalu. Namun, Joko baru merasa siap menggarapnya sekarang karena membutuhkan kedewasaan dan pematangan skenario.
“Karena saya merasa film ini butuh kematangan sebagai sineas untuk membuatnya. Saya menunggu selama 17 tahun, setelah 17 tahun menimbang-nimbang dan menajamkan skenario-nya saya merasa baru saat ini cukup dewasa untuk bisa membuat film ini,” ujar Joko Anwar saat konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin, 21 Oktober 2024.
baca juga : Putri Ariani Luncurkan Lagu “Sheepish” Sebelum Album Evolve
Film ini berfokus pada isu anti kekerasan yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Joko memilih tema tersebut karena melihat bahwa kekerasan masih dekat dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia. Ia merasa penting untuk menyampaikan pesan tersebut melalui film yang sarat dengan makna dan emosi.
Dalam proses produksi, Joko bekerja sama dengan aktor-aktor yang sebagian besar baru pertama kali bergabung dalam proyeknya. Deretan aktor seperti Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, dan Satine Zaneta akan berperan dalam Pengepungan di Bukit Duri. Joko mengaku proses pencarian pemain kali ini menjadi yang paling sulit dalam kariernya karena karakter di film ini sangat kompleks.
baca juga : Prabowo dan Gibran Dilantik, Selebritas Ramai Ramai Ucapkan Selamat
Kerja sama antara Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios menambah daya tarik proyek ini. Ini menjadi film layar lebar pertama Amazon MGM Studios di Asia Tenggara. Darin Darakananda dari Amazon MGM Studios menyatakan bahwa Joko Anwar adalah sosok yang tepat untuk menggarap film ini. Menurutnya, Joko mampu menciptakan film yang tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki resonansi budaya yang kuat.
Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri
Cerita Pengepungan di Bukit Duri berlatar di SMA DURI pada tahun 2027. Film ini menggambarkan kondisi Indonesia yang terancam kehancuran akibat diskriminasi dan kebencian rasial. Kisahnya berpusat pada seorang guru pengganti yang tiba di sekolah tersebut, menghadapi situasi berbahaya dan harus bertahan hidup di tengah konflik yang memanas.
Joko berharap, Pengepungan di Bukit Duri tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan realitas kekerasan di sekitar mereka. Dengan pesan yang kuat dan alur cerita yang menegangkan, film ini diharapkan bisa menggugah kesadaran akan pentingnya menghentikan kekerasan.