Jakarta (Lampost.co) – Sarwendah kembali mencuri perhatian publik melalui konten edukasinya. Kali ini, ia membahas fenomena lavender marriage yang ramai diperbincangkan.
Poin Penting
- Sarwendah membahas fenomena lavender marriage di Instagram.
- Ia menjelaskan definisi, penyebab, dan dampaknya pada psikologis pasangan.
- Warganet ramai menanggapi, sebagian menduga ada sindiran.
Melalui video singkat di Instagram, Sarwendah menjelaskan definisi lavender marriage secara rinci. Ia menyampaikan bahwa lavender marriage terjadi saat pasangan menikah untuk menutupi orientasi seksual non-heteroseksual dari masyarakat.
Menurutnya kondisi tersebut kerap terjadi karena tekanan sosial dan keluarga. Selain itu, stigma masyarakat, faktor agama, dan alasan keamanan finansial juga berperan besar dalam keputusan tersebut.
Ia kemudian menyoroti dampak psikologis lavender marriage terhadap pasangan. Kondisi ini bisa memicu stres, kecemasan, depresi, hingga rendahnya rasa percaya diri. Bahkan, hubungan juga dapat terganggu karena kurangnya keintiman emosional dan fisik.
Selain menjelaskan risiko, ia turut memberikan saran kepada pasangan yang menghadapi situasi tersebut. Ia mendorong keterbukaan antar pasangan dan meminta mereka mencari bantuan profesional jika hubungan tidak dapat dipertahankan.
Warganet langsung memenuhi kolom komentar usai unggahan edukasi tersebut muncul. Sebagian menduga Sarwendah tengah menyindir seseorang, meskipun ia tidak menyinggung nama siapa pun dalam penjelasannya.
Meski demikian, banyak juga yang memberi dukungan atas konten edukasi Sarwendah. Mereka mengapresiasi kesadaran publik yang ingin ia bangun terkait isu psikologis dalam hubungan.
Saat ini, Sarwendah sendiri tengah menempuh pendidikan S1 Psikologi di University of Jakarta International. Ia menjalankan pendidikan itu bersama putra angkatnya, Betrand Peto, yang juga dikenal publik.
Melalui kontennya, mantan istri ruben onsu ini menegaskan pentingnya kejujuran dalam hubungan. Ia mengingatkan bahwa keterbukaan dapat menjadi langkah penting untuk membangun kesehatan mental dan keluarga yang harmonis.








