Washington (Lampost.co) — Kasus hukum yang melibatkan Sean ‘P Diddy‘ Combs kembali menyita perhatian. Sidang perdana P Diddy berlangsung di Pengadilan Manhattan pada Senin, 12 Mei 2025.
Jaksa penuntut Emily A Johnson membuka sidang dengan pernyataan mengejutkan. Ia menyebut P Diddy bukan sekadar musisi, tapi pemimpin organisasi kriminal.
Johnson menuduh Diddy memanfaatkan kekayaannya untuk membentuk kelompok rahasia. Kelompok itu membantu menutupi kejahatan yang berlangsung selama dua dekade.
Fantasi Seksual dan Kekuasaan Jadi Fokus Jaksa
Menurut jaksa, Diddy sering menyebut dirinya sebagai raja. Ia ingin semua orang memperlakukannya seperti bangsawan seksual. “Dia ingin jadi raja dan semua orang harus tunduk pada keinginannya,” ujar Johnson, mengutip dari The Guardian.
Ia juga menegaskan perusahaan milik Diddy untuk melayani fantasi seksualnya. Termasuk mengancam, membius, dan memaksa wanita melakukan hubungan seks.
Bukti CCTV Tampilkan Kekerasan Terhadap Cassie Ventura
Di dalam sidang, jaksa memutar rekaman CCTV yang menunjukkan kekerasan fisik terhadap Cassie Ventura, mantan kekasih P Diddy.
Rekaman tersebut memperlihatkan Diddy menyerang Cassie di lorong hotel. Video itu menjadi bukti utama dalam perkara itu.
Selain Cassie, dua perempuan lain akan memberi kesaksian. Identitas satu di antaranya masih rahasia, sedangkan satu lagi adalah Jane Doe.
Pengacara Diddy Sebut Tuduhan Tak Berdasar
Tim hukum P Diddy menolak semua tuduhan. Pengacaranya, Tony Geragos, menyebut tuduhan itu hanya menggambarkan kehidupan pribadi Diddy.
Ia menilai jaksa hanya mencari sensasi. “Hubungan Diddy bersifat suka sama suka dan semua perempuan punya pilihan,” tegas Geragos.
Geragos juga menyebut gaya hidup Diddy cenderung ke arah swinger. Menurutnya, itu tak ada kaitan dengan bisnis resmi sang musisi.
P Diddy Terancam Penjara Seumur Hidup
Sejak penangkapannya pada September 2024, Diddy menghadapi berbagai tuduhan serius. Mulai dari pemerasan, perdagangan seks, hingga pelecehan seksual. Jika terbukti bersalah, ia bisa mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.
Lebih dari 100 orang terlihat berkumpul di luar pengadilan selama sidang berlangsung. Banyak juga yang membawa poster dan menyoroti kasus itu di media sosial.