Jakarta (Lampost.co0 – Tantri KOTAK menyuarakan keresahan soal royalti dan lisensi di industri musik Indonesia bersama organisasi VISI. Dalam wawancara bersama Shindu’s Scoop, Tantri menekankan pentingnya kehadiran VISI untuk melindungi para penyanyi.
Poin Penting
- Tantri KOTAK bergabung dengan VISI untuk perjuangkan hak penyanyi.
- VISI hadir sebagai asosiasi resmi pelindung penyanyi Indonesia.
- Isu lisensi direct dan blanket disorot sebagai tantangan ekosistem musik.
- Tantri kritik LMKM karena transparansi masih kurang.
- VISI ingin patuh aturan, AKSI disarankan ajukan izin legal.
Selama ini, menurut Tantri, tidak ada asosiasi resmi yang membela hak-hak penyanyi secara langsung dan menyeluruh.
VISI atau Vibrasi Suara Indonesia hadir untuk menjawab kebutuhan mendesak tersebut secara konkret dan terorganisir.
Tantri menyebut bahwa musisi seperti Armand Maulana merasa perlu membentuk wadah pelindung bagi penyanyi profesional.
Ia menyoroti bahwa selama puluhan tahun, penyanyi tidak memiliki asosiasi seperti pencipta lagu atau produser.
Selain itu, Tantri juga menanggapi isu sensitif seputar lisensi langsung (direct) dan lisensi menyeluruh (blanket).
Ia menilai bahwa fokus utama seharusnya bukan pada perdebatan, melainkan membangun ekosistem musik yang adil.
Menurutnya, penyanyi dan pencipta lagu perlu bersinergi karena satu lagu tercipta lewat kolaborasi yang setara.
Tantri juga menegaskan bahwa meski VISI dan AKSI berbeda pandangan, tujuan mereka sebenarnya sama.
Kedua organisasi ingin meningkatkan kesejahteraan penyanyi dan pencipta lagu di tengah industri yang terus berkembang.
Namun, ia juga mengkritik kinerja Lembaga Manajemen Kolektif Musik (LMKM) yang belum transparan.
Tantri mengaku pernah merasa dirugikan akibat tata kelola hak cipta dan royalti yang masih semrawut.
Menurutnya, banyak event organizer belum paham soal performing rights yang berlaku sejak 2014. “Banyak EO baru sadar harus membayar royalti setelah bertahun-tahun acara berjalan,” kata Tantri.
Ia berharap LMKM bisa lebih terbuka, sehingga kepercayaan publik dan musisi dapat kembali terbangun.
Jika AKSI ingin menerapkan skema lisensi langsung, Tantri minta prosesnya harus legal dan jelas. “Kalau mau direct license, ya ajukan resmi sampai ketok palu,” tegasnya dengan nada serius.
VISI sendiri, lanjut Tantri, akan tetap mengikuti aturan legal yang berlaku hingga ada keputusan baru. Ia berharap ke depan, semua pihak bersatu demi industri musik Indonesia yang lebih sehat dan adil.