Bandung (Lampost.co) — Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyatakan telah memeriksa sebanyak 68 saksi terkait kasus pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky atau Eky di Cirebon, setelah hampir delapan tahun kasus tersebut belum kunjung terungkap seluruhnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast mengatakan puluhan orang saksi itu diperiksa mulai dari dimintai keterangannya hingga dilakukan tes psikologi forensik.
“Sejauh ini penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat telah memeriksa terhadap lebih kurang 68 saksi dan meminta bantuan beberapa ahli,” kata Jules, Selasa, 11 Juni 2024.
Baca juga: Taufik Basari Minta Polri Telusuri Kembali Kasus Kematian Vina
Jules mengungkapkan saat ini Polda Jabar telah melakukan pemeriksaan tes psikologi forensik terhadap Pegi Setiawan, pelaku utama kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Ia menambahkan pemeriksaan dilakukan atas permintaan Ditreskrimum Polda Jabar untuk melengkapi penyelidikan pada kasus tersebut.
“Kami dari Polda Jawa Barat berharap dengan adanya pemeriksaan psikologi forensik akan semakin membuat terang peristiwa pidana yang terjadi dan melengkapi proses penyidikan yang sedang berlangsung,” ujar dia.
Psikologi Forensik
Ia mengatakan bahwa pemeriksaan psikologi forensik tidak hanya terhadap tersangka Pegi. Tetapi juga beberapa saksi, termasuk kepada keluarga Pegi.
Polda Jabar melibatkan pihak eksternal. Hal itu untuk menjamin metode pemeriksaan psikologi forensik. Dengan begitu ia berharap bisa menjadi petunjuk yang kuat dalam penanganan kasus tersebut.
“Tentu pemeriksaan psikologi forensik akan berkembang tergantung dari kebutuhan. Ke depan kurang lebih masih ada tiga saksi yang akan kita lakukan pemeriksaan psikologi forensik,” terangnya.
Lebih lanjut, Jules menyatakan proses penyelidikan telah mereka lakukan secara profesional. Ia juga meyakinkan bahwa pihaknya akan mengungkap kasus tersebut secara transparan.
“Saat ini sudah ada Kompolnas dan Komnas HAM yang ikut mengawasi proses penyidikan yang sedang berjalan,” ungkap dia.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk menahan diri dari informasi yang belum benar adanya. Hal itu sebagai salah satu langkah, menghargai keluarga korban pada kasus ini.
“Kami mohon doa semoga penanganan kasus ini segera tuntas. Kami sampaikan untuk mari bersama-sama menjaga dan menghargai para keluarga korban atas traumatis yang di alami. Sehingga semua bisa menjadi lengkap dan terang peristiwanya,” jelasnya.