Jakarta (Lampost.co): Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa sejumlah saksi terkait dengan dugaan rasuah paket pekerjaan pengerukan alur pelayaran pada beberapa pelabuhan di Indonesia.
“Penyidik mendalami pengetahuan saksi. Terkait dengan proses pengadaan paket pengerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan,” kata juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto melalui keterangan tertulis, Selasa, 3 September 2024.
KPK sudah menetapkan sembilan tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang terjadi sekitar 2013-2017. Hal itu terjadi di sejumlah pelabuhan seperti Tanjung Mas, Samarinda, Banoa, dan Pulang Pisau.
Penyidik KPK memeriksa dua saksi berinisial DPM dan RAP yakni pegawai negeri sipil (PNS) Debby Puspita Maharani dan RA Andriaz PW.
“Pemeriksaan (terhadap kedua saksi itu) berlangsung di Gedung KPK Merah Putih,” ujar Tessa.
Adapun identitas sembilan tersangka masih rahasia sampai menjalani penahanan.
Keamanan
Pada bagian lain, keamanan fasilitas pelabuhan merupakan aspek krusial dalam menjaga kelancaran operasional serta melindungi aset negara. Salah satu elemen vital dalam menjaga keamanan ini adalah jaringan komunikasi yang solid antarinstitusi terkait. Hal itu terutama dalam menghadapi potensi gangguan keamanan.
Hal ini menjadi pembahasan dalam kegiatan Table Top Exercise FSRT Lampung. PT PGN LNG Indonesia (PLI) menyelenggarakan acara tersebut. Hadir sejumlah lintas institusi termasuk, Koordinator Recognized Security Organization PT Pertamina Trans Kontinental (RSO PTK), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, Marine Operation Manager PT PGN LNG Indonesia, Fajar Kurniawan. Kemudian, Kepala Kantor KUPP Kelas III Pelabuhan Maringgai, Wibowo Budiarto, serta perwakilan dari instansi keamanan seperti Kasat Pol Airud Polres Lampung Timur, dan Danposal Labuhan Maringgai TNI AL Lampung.
Dalam paparannya, Marcellus Hakeng Jayawibawa menjelaskan bahwa keamanan fasilitas pelabuhan adalah salah satu pilar utama dalam memastikan stabilitas dan kelancaran operasional sektor maritim. Pelabuhan, sebagai gerbang utama arus perdagangan dan logistik, sangat rentan terhadap berbagai ancaman keamanan.
“Oleh karena itu, kolaborasi antar institusi dalam menjaga keamanan ini tidak bisa diabaikan. Kegiatan seperti Table Top Exercise sangat penting untuk memastikan kesiapan semua pihak dalam menghadapi berbagai ancaman,” ujar Marcellus Hakeng Jayawibawa.