Banten (lampost.co)–Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, dan siswanya, Indra Lutfiana Putra, akhirnya mencapai kesepakatan damai setelah sempat berselisih terkait insiden dugaan kekerasan akibat pelanggaran tata tertib sekolah. Proses mediasi berlangsung secara tertutup dan dipimpin langsung oleh Gubernur Banten, Andra Soni, di ruang kerjanya di Kota Serang. Kesepakatan ini menjadi titik balik meredanya ketegangan yang sempat meluas di lingkungan sekolah.
Sebelum perdamaian, Indra menolak tindakan yang disebut sebagai kekerasan saat ia tepergok merokok oleh pihak sekolah. Respons siswa lain yang melakukan mogok belajar selama dua hari menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap munculnya kekerasan dalam proses pendidikan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Dhea Najmilayali, menegaskan, aksi mogok bukan bentuk pembelaan terhadap pelanggaran merokok, melainkan penolakan atas adanya dugaan kekerasan di sekolah.
Dhea menjelaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan dialog dengan 12 perwakilan siswa untuk mendengar aspirasi mereka secara langsung. Siswa tetap mengikuti pembelajaran secara daring sebagai bentuk komitmen bahwa aksi mereka bukan bentuk kemalasan, tetapi ekspresi keprihatinan. Setelah kesepakatan damai, seluruh siswa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar secara normal.
Pelajaran Berharga
Pihak sekolah kini mengajak seluruh peserta didik untuk menjadikan insiden ini sebagai pelajaran berharga. Mereka diimbau untuk menyalurkan energi melalui kompetisi dan kegiatan positif, bukan aksi yang berpotensi mengganggu proses pendidikan. Dengan suasana yang kembali kondusif, sekolah berharap hubungan antara guru dan siswa dapat semakin sehat dan saling menghormati.
—
**Tag:**
SMAN 1 Cimarga, mediasi sekolah, Gubernur Banten, perdamaian siswa, pendidikan positif