Bandar Lampung (Lampost.co) — Lampung hanya berhasil mendapat satu medali emas dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (
LKS) Nasional XXXII. Satu-satunya medali itu diraih oleh Satria Wijaya, siswa kelas 12 di SMKN 4 Bandar Lampung.
Prestasi tersebut bukan hal yang mudah bagi anak bungsu dari tiga bersaudara itu. Ayahnya Andi Wijaya hanya seorang juru parkir di salah satu pasar di Bandar Lampung, sementara ibunya mengurus warung kecil.
Hidup dengan keterbasan ekonomi tak membuatnya pasrah. Hal tersebut justru menjadi motivasi bagi dirinya untuk membanggakan kedua orangtuanya.
Baca Juga:
“Sebelum ikut LKS Nasional ini saya mendapat pengawalan intensif dari sekolah selama tiga bulan,” ungkapnya, Senin, 26 Agustus 2024.
Menurutnya, semua peserta bidang Hotel Reception merupakan lawan yang berat. Sebab mereka merupakan juara dari daerahnya masing-masing.
Satria menjelaskan, ada dua modul dalam bidang lomba yang ia jalani yakni Writen Test dan Role Play dengan sejumlah tes setiap modulnya. Ia sendiri mendapatkan tantangan saat menjalani tes konservasi pada model Role Play.
“Di momen konservasi itu hanya diberi waktu tujuh menit untuk menyelesaikan sejumlah tantangan, momen itu sangat memberikan saya tekanan,” kata dia.
Ia mengaku tak menyangka bisa meraih medali emas. “Saya perkirakan hanya bisa lima besar, tapi Alhamdulillah bisa medali emas,” ujarnya.
Pelatihan Intensif
Sementara itu, Kepala SMKN 4 Bandar Lampung, Dewi Ningsih menjelaskan, pihaknya memberikan pelatihan intensif kepada Satria. Bahkan, siswa yang juga menjuarai LKS tingkat provinsi itu sempat hendak menerapkan karantina selama tiga bulan. “Sempat mau kami karantina di sekolah agar bisa terpantau, tapi dia enggak mau,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kompetensinya, sekolah memberikan pengalaman dengan mengirim Satria magang di Hotel Grand Mercure dan Horison. Hal tersebut memberikan pengalaman untuk melakukan pelayanan hotel secara langsung.
Tidak hanya itu, sekolah juga memberikan bimbingan bahasa asing dan kemampuan komunikasi secara intensif. Pihak sekolah menanggung semua peningkatan kapasitas siswa sebagai peserta.
“Kemampuan berkomunikasi dan bahasa menjadi penilaian, jadi kami berikan dia bimbingan khusus,” jelas Dewi.
Tidak hanya itu, sekolah juga berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk memberikan pengawasan terhadap aktivitas hingga makanan Satria sebelum pelaksanaan LKS Nasional.
Ini tentu menjadi motivasi bagi siswa lainnya karena raihan Satria menjadi satu-satunya medali emas bagi Provinsi Lampung.
“Kami hanya mengirim satu siswa di LKS Nasional ini, Alhamdulillah bisa menyumbang emas untuk Lampung,” tuturnya.