Bandar Lampung (Lampost.co)– Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unila menggelar loka karya untuk mengevaluasi penerapan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selama 2024. Evaluasi terhadap melibatkan seluruh mitra yang terlibat sebagai tempat penerapan MBKM.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Mahasiswa, Dedy Hermawan mengungkapkan, fakultasnya memiliki 9 program studi yang menerapkan program itu. Dalam menerapkan MBKM, pihaknya melibatkan 30 mitra untuk menyalurkan mahasiswa dari 9 prodi itu.
Baca juga: Rektor Unila Melantik Dekan FISIP dan Dekan Fakultas Hukum
“30 mitra itu terdiri dari bidang industri, usaha, kerja, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil atau NGO,” ungkapnya dalam Lokakarya MBKM di Hotel Golden Tulip, Rabu, 4 Desember 2024.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk melalukan evaluasi terhadap program MBKM selama penerapa2024. Sebab penerapan MBKM itu menjadi indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi.
Untuk mencapai hasil maksimal, tentu melakukan evaluasi termasuk mendengar masukan dari para mitra. Tujuan agar hasil dari program tersebut bisa maksimal dan bermanfaat bagi mahasiswa khususnya.
“Ini adalah tindak lanjut dari penerapan program MBKM dari Kementerian Dikti, ini juga juga menjadi IKU bagi perguruan tinggi sehingga perlu dievaluasi,” kata dia.
Dedy menyampaikan, pertemuan antara mitra dan fakultas penting untuk membangun kesepahaman. Sehingga dalam penerapan program itu, mitra mengetahui target yang harus mahasiswa capai.
“Sehingga nanti muncul kesepahaman bersama untuk menyingkronkan apa yang menjadi capaian target oleh kampus dan apa yang mitra butuhkan,” katanya.
Saat ini yang menjadi evaluasi adalah kecakapan mahasiswa selama menjadi peserta MBKM. Para mitra menyebut, sebagian mahasiswa tidak proaktif dan kurang skeptis selama program tersebut.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News