Bandar Lampung (Lampost.co) — Paguyuban Pasundan Provinsi Lampung mengangkat nilai-nilai kolaborasi budaya dalam kegiatan silaturahmi dan halalbihalal di Aula Yayasan Jannatun Naim Lampung, Minggu, 28 April 2024.
Tema dalam halalbihalal kali ini yaitu “Riung Mangpulung, Nguatkeun Silaturahmi Ki Sunda, Ngarinjatken Kolaborasi Budaya”.
Ketua Paguyuban Pasundan, Bustomi Rosadi menerangkan tema besar ini merupakan perwujudan dari hadirnya Paguyuban Pasundan sebagai wadah silaturahmi. Termasuk menjalin hubungan kerja sama serta kolaborasi antara pemerintah dengan Paguyuban Pasundan.
Dalam acara tersebut terdapat berbagai penampilan budaya baik seni musik maupun tari-tarian. Salah satunya kolaborasi antara tari Bedana asal Lampung dengan tari Jaipong yang merupakan tarian asal Jawa Barat.
Selain itu ada juga rangkaian acara “Ngawangkong” atau sesi diskusi budaya yang mendatangkan akademisi sekaligus budayawan dari Universitas Lampung, Hasyimkan.
“Kita selalu berprinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Jadi supaya kita bisa betah tinggal di Lampung, kita juga belajar budaya Lampung. Tapi tanpa meninggalkan budaya Pasundan,” ujarnya, Minggu, 28 April 2024.
Bustomi menyebut, bahwa melestarikan budaya adalah bagian dari kewajiban setiap masyarakat. Dalam rangka menjalankan kewajiban tersebut Paguyuban Pasundan menurutnya memiliki program dua tahunan bertajuk “Lampung Sundanese Art Festival”.
Tujuannya adalah untuk pemperkenalkan sekaligus mengkolaborasikan budaya Lampung ke dalam kebudayaan Sunda ataupun sebaliknya.
“Nanti 2025 kita adakan lagi, jadwalnya mungkin bisa jadi di Bandar Lampung. Dan kita sudah keliling Lampung Timur, Lampung Barat, Tanggamus, Pesawaran, Lampung Barat, dan Pesisir Barat,” ujarnya.
Melepas Rindu
Sekretaris Paguyuban Pasundan, Undang Rosidin menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wadah bagi para anggota paguyuban untuk melepas rindu dengan kampung halaman. Meskipun berada di Lampung tapi kecintaannya terhadap budaya Sunda bisa tetap tersalurkan melalui paguyuban Pasundan.
Hadirnya Paguyuban Pasudan Lampung menurut Undang bukan hanya semata-mata sebagai tempat berkumpul. Lebih dari pada itu perkumpulan ini menurutnya menjadi wadah untuk menggerakan suatu ikatan kuat antara dua kebudayaan yaitu Sunda dan Lampung.
“Dan saya kira bukan hanya Paguyuban Pasundan saja, tapi juga banyak paguyuban daerah lainnya juga ikut berkolaborasi untuk menggerakkan sesuatu ikatan persaudaraan. Tapi tetap kita bersama-sama membangun Provinsi Lampung,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Lampung melalui Asisten Administrasi Umum Provinsi Lampung, Senen Mustakim mengatakan, sebagai provinsi yang penuh kemajemukan, menjadikan Lampung sebagai daerah yang memiliki kekayaan akan penguatan budaya.
Untuk itu, langkah-langkah kolaborasi menurutnya penting sebagai upaya untuk mempercepat berjalannya program-program unggulan dari pemerintah dalam berbagai bidang.
“Saya berharap inisiasi ini bisa dilakukan juga oleh paguyuban lainnya sehingga dapat terwujud kolaborasi yang baik untuk pembangunan di Provinsi Lampung,” ujarnya.