Bandar Lampung (Lampost.co)— Insitut Teknologi Sumatera (Itera) menyampaikan berbagai inovasi yang telah teraplikasi kepada Menristekdikti Prof Satyo Brojonegoro. Penyampaian itu pada pertemuan khusus di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.
Info Penting:
- Inovasi pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan
- Pengembangan hak kekayaan intelektual atau paten
- Dukungan kegiatan pertanian berbasis riset di Itera
Dalam kesempatan itu, Rektor Itera Prof I Nyoman Pugeg Aryantha memaparkan beberapa program inovasi yakni pemanfaatan teknologi pertanian lahan kering. Inovasi itu bisa mendukung program ketahanan pangan dan sudah mulai teraplikasi di kampus.
“Selain itu, Itera juga fokus pada pengembangan riset dan inovasi terkait energi baru terbarukan. Kegiatan tersebut mendapat dukungan Laboratorium PLTS 1 Mwp,” ungkapnya.
Baca Juga: Dosen Teknik Itera Bantu Polisi Investigasi Kecelakaan Kerja di Minimarket
Kemudian, sebagai upaya menjawab permasalahan sampah, Itera telah mengembangkan pusat pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan. Yaitu Integrated Waste and Agro Center Itera (IWACI). Hal tersebut selaras dengan komitmen Itera untuk menjadi kampus berkelanjutan.
Komitmen itu mendapat dukungan dengan keberadaan Pusat Konservasi Flora Sumatera atau Kebun Raya Itera. Berbagai riset lainnya seperti merancang gedung dengan recycling water atau teknologi penyulingan air AC (pendingin udara) menjadi air minum. Ini sebagai upaya Itera dalam membangun ketahanan air.
“Juga merintis inkubator bisnis yang terkoneksi dengan pengembangan hak kekayaan intelektual atau paten. Sebagai pusat implementasi inovasi yang telah dihasilkan para dosen dan mahasiswa,” paparnya.
Sementara Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemenritekdikti Dr. M. Fauzan Adziman mengapresiasi berbagai terobosan riset dan inovasi yang Itera lakukan. Pihaknya menyatakan mendukung adanya kegiatan pertanian berbasis riset oleh Itera.
“Inovasi tersebut ternilai penting guna meningkatkan produktivitas pertanian yang akan mendukung program swasembada pangan ,” ujar Dirjen Riset dan Pengembangan.