Bandar Lampung (Lampost.co)–Menjelang bulan suci Ramadan, suasana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) mulai ramai oleh peziarah. Mereka datang untuk mendoakan orangtua, saudara, dan kerabat yang telah meninggal dunia.
Suasana ramainya peziarah itu terlihat di TPU Blok 7, Sawah Brebes, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung. Tak hanya ramai peziarah, di sana juga banyak pedagang bunga tabur yang mengais rejeki jelang bulan puasa.
Salah satu peziarah asal Bandar Lampung, Novalia mengatakan ziarah tak hanya sekadar mengirimkan doa, namun juga memperindah makam. Salah satu caranya yakni dengan menaburkan bunga dan menyiramkan air yang juga sebagai wujud penghormatan.
Novalia menjelaskan bahwa keluarganya memiliki kebiasaan rutin untuk berziarah atau “nyekar” menjelang bulan Ramadan sebagai bentuk penghormatan kepada orangtua dan leluhur yang telah berpulang.
“Setiap mau puasa pasti saya dan keluarga ke makam untuk kirim doa buat orangtua dan kakek nenek yang sudah meninggal dunia,” ujarnya, Jumat, 8 Maret 2024.
Ia mengatakan bahwa memilih datang ke makam keluarganya lebih awal untuk menghindari keramaian dan kemacetan di jalan. Sebab jika ziarah pada H-1 atau H-2 puasa, maka biasanya peziarah akan membludak.
“Kalau datangnya besok atau lusa pasti ramai banget. Maka itu, saya sengaja ziarah hari ini karena belum terlalu ramai,” paparnya.
Sementara pengunjung lainnya, Desi mengaku sengaja datang ke makam untuk mendoakan kedua orangtuanya yang telah meninggal beberapa tahun lalu. Tradisi itu selalu dilakukan keluarganya menjelang bulan Ramadan.
“Berdoa untuk orangtua yang sudah meninggal adalah kebiasaan yang kami lakukan menjelang Ramadan setiap tahun,” ungkapnya.
Pedagang Bunga Tabur Turut Rasakan Cuan Ramadan
Ramainya penziarah yang datang ke makam juga memberikan berkah bagi warga sekitar TPU. Banyak di antara mereka yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari rezeki dengan berjualan bunga dan membuka tempat parkir.
Salah seorang penjual bunga, Nani Gwinda mengatakan setiap jelang ramadan selalu berjualan bunga untuk para penziarah. Ia bisa meraup keuntungan mencapai ratusan ribu rupiah dalam sehari.
“Sudah 9 tahun saya jualan bunga ini. Kalau lagi ramai sehari bisa dapat Rp800 ribu sampai Rp9.000 ribu. Bahkan tahun lalu bisa dapat Rp1,2 juta. Tapi kalau masih sepi gini paling sehari dapat Rp150 ribu sampai Rp200 ribu,” terangnya.
Ia menjual bunga tabur mulai dari Rp5 ribu per bungkus. Tak hanya bunga, di lapaknya juga tersedia air untuk menyiram makam.
“Jadi kami jual itu sepaket yakni bunga sama airnya. Kalau bunga perbungkusnya Rp5.000 ribu, sedangkan air tergantung ukurannya, yang kecil Rp3.000 ribu dan yang besar Rp5.000 ribu per botolnya,” kata dia.