Bandar Lampung (Lampost.co)—- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung bersama Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia memfasilitasi dialog damai untuk mengurai persoalan pembangunan rumah ibadah di Bandar Lampung dan Lampung Selatan.
Pertemuan yang berlangsung pada, Selasa,3 Juni 2025 ini mempertemukan berbagai pihak.
Mulai dari panitia pembangunan rumah ibadah, tokoh agama, tokoh adat, FKUB,hingga Kepala Kantor Kemenag setempat.
Baca juga: MAN 1 Bandar Lampung Lolos Penilaian WBK, Cetak Sejarah di Kemenag
Hadir pada pertemuan tersebut Kepala PKUB, Muhammad Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D., yang menegaskan pentingnya komunikasi inklusif dan kolaborasi lintas sektoral sebagai kunci terciptanya harmoni umat beragama.
“Dalam masyarakat yang majemuk, membangun rumah ibadah tidak sekadar mendirikan fisik bangunan. Tetapi juga membangun rasa saling percaya di antara masyarakat,”ujarnya.
Menurutnya, pendekatan Golden Pathways, Structured Democratic Dialogue, dan Harmonising the EGO yang mengembangkan di PKUB bukan hanya teori. Melainkan praktik nyata untuk membangun komunikasi efektif, kepemimpinan yang bijak, dan dialog yang mempersatukan.
“Semua itu menjadi dasar penyelesaian masalah pendirian rumah ibadah di Lampung maupun di tempat lain,” jelasnya.
Minimalisir Potensi Konflik
Plt. Kepala Kanwil Kemenag Lampung, Erwinto, juga menegaskan bahwa dalam perbincangan tersebut menjadi langkah konkret.
Untuk meminimalisir potensi konflik yang dapat timbul akibat perbedaan pemahaman dalam pembangunan rumah ibadah.
“Kita perlu membangun komunikasi yang baik antarsemua pihak. Termasuk tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat sekitar.”
Hanya dengan komunikasi yang terbuka dan saling menghormati, kepercayaan dapat terjalin, dan polemik yang ada bisa terurai.
“Pendirian rumah ibadah harus dilandasi oleh semangat toleransi dan saling pengertian, bukan hanya di antara umat. Tetapi juga dengan masyarakat di sekitar rumah ibadah,” tegas Erwinto.
Hadir Para Tokoh dan Pemuka
Pertemuan ini juga turut hadir Panitia Pembangunan Gereja Ferdinando Lampung Selatan, Panitia Pembangunan Gereja Fransiskus Asisi Sukabumi Bandar Lampung.
Kepala Kantor Kemenag Bandar Lampung Makmur, Ketua FKUB Kota Bandar Lampung, Kepala Kemenag Lampung Selatan, dan pengurus FKUB Lampung Selatan.
Forum ini membuka ruang bagi para pihak untuk berbagi pandangan, menyampaikan aspirasi, dan mencari solusi bersama. Atas dinamika pembangunan rumah ibadah yang selama ini dihadapi.
Selain membahas aspek teknis pembangunan rumah ibadah, pertemuan ini juga menjadi ruang untuk memperkuat peran FKUB sebagai jembatan komunikasi dan penyelesaian masalah secara inklusif. Kepala PKUB menekankan bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan persoalan pembangunan rumah ibadah di Lampung akan menjadi contoh yang baik bagi daerah lain dalam membangun kerukunan umat beragama.
Dialog ini berjalan dengan hangat, terbuka, dan lancar, mencerminkan semangat kebersamaan dan komitmen semua pihak untuk mengedepankan musyawarah dalam mengurai persoalan.
Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama untuk membangun komunikasi, menjaga keharmonisan, dan memastikan pembangunan rumah ibadah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Namun dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kebersamaan.