Bandar Lampung (Lampost.co)— Ajang tahunan Lampung Fashion Tendance (LFT) 2025 resmi dibuka oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, di Ballroom Hotel Radisson, Rabu, 8 Oktober 2025. Gelaran tahun ketiga ini mengusung tema “Beyond Expectashion”, yang memadukan pelestarian budaya dan penguatan ekosistem **industri kreatif daerah.
Tahun ini, LFT menghadirkan nuansa baru dengan menampilkan karya desainer nasional dan internasional. Ajang ini menjadi pameran mode internasional pertama di Provinsi Lampung, melibatkan lebih dari 100 model dan desainer, termasuk dari Thailand, Malaysia, Tunisia, Maroko, dan Dubai. Selain peragaan busana, acara juga menghadirkan 30 booth pameran kriya, UMKM, dan fesyen lokal.
Dalam sambutannya, Purnama Wulan Sari Mirza menegaskan bahwa Lampung Fashion Tendance bukan sekadar ajang mode, tetapi juga wadah pelestarian wastra Lampung sekaligus penggerak ekonomi kreatif.
“Gelaran ini membuktikan bahwa Provinsi Lampung mampu menjadi barometer fashion di Indonesia. Tidak hanya menonjolkan keindahan, tetapi juga menjadi ruang kreasi, inovasi, dan kolaborasi antara desainer, pelaku UMKM, dan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (BPD APPMI Lampung) atas komitmennya dalam mengangkat kain tradisional Lampung ke panggung nasional dan internasional.
“Warisan budaya, terutama kain-kain tradisional Lampung, kini mendapat tempat terhormat melalui karya busana yang modern dan bermakna. Ini membuktikan budaya lokal bisa tampil elegan tanpa kehilangan jati diri,” lanjutnya.
Selain menampilkan keindahan busana, LFT 2025 juga menghadirkan model penyandang disabilitas yang tampil percaya diri di atas panggung. Momen ini menjadi simbol inklusivitas dunia fashion serta semangat kesetaraan dalam berkarya.
Nilai Budaya
Purnama Wulan menambahkan, perhelatan ini tidak hanya memperkuat nilai budaya, tetapi juga membuka peluang bisnis dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif daerah. Dengan melibatkan ratusan desainer dan target ribuan pengunjung, ajang ini diharapkan memberikan *multiplier effect* bagi perekonomian Lampung — mulai dari peningkatan transaksi bisnis, promosi pariwisata, hingga pemberdayaan UMKM lokal.
“Fashion bukan sekadar tren, tetapi juga sarana menjaga identitas budaya dan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan bumi,” ujarnya.
Istri Gubernur Lampung itu berharap, **Lampung Fashion Tendance** menjadi momentum memperkuat posisi Lampung sebagai pusat kreativitas dan budaya di tingkat nasional maupun internasional.
“Semoga kegiatan ini menjadi kebanggaan bersama dan membawa nama Lampung semakin gemilang di dunia mode,” pungkasnya.
–