Kotaagung (Lampost.co) – Daun kelor yang selama ini tumbuh subur pada pekarangan warga. Ternyata bisa jadi produk bermanfaat untuk kesehatan sekaligus ramah lingkungan. Ide kreatif itu datang dari mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan-Pengabdian Pada Masyarakat (KKL-PPM) Universitas Malahayati Kelompok 49. Mereka mengolah daun kelor menjadi sabun cuci piring ramah lingkungan dan minyak balur herbal.
Program inovatif ini terlaksanakan pada Pekon Sinar Saudara, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus dengan bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Candra Saka Nusantari. Para mahasiswa bukan hanya memberi penyuluhan, tapi juga langsung mempraktikkan cara membuat kedua produk itu di hadapan masyarakat.
Ketua Kelompok 49, Andri Haryadi, mengatakan program ini hadir untuk mendorong masyarakat lebih peduli pada kesehatan keluarga sekaligus ikut berkontribusi dalam pencegahan stunting.
“Harapan kami, sabun dan minyak balur dari daun kelor ini bisa terpakai sehari-hari oleh warga. Selain menjaga kesehatan, juga bisa membantu mencegah risiko stunting sejak dini,” katanya, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Kemudian tidak hanya sebatas teori, para mahasiswa juga memperlihatkan langsung proses pembuatannya. Untuk membuat minyak balur herbal daun kelor, bahan yang tergunakan cukup sederhana. Bahan itu meliputi minyak kelapa murni (VCO) sebagai dasar, ekstrak daun kelor, minyak kayu putih, dan minyak sereh.
Lalu prosesnya, campur semua bahan secara perlahan hingga merata, kemudian kemas ke dalam botol steril ukuran 30 ml. Minyak balur ini bisa terpakai untuk menjaga daya tahan tubuh, menghangatkan badan, sekaligus bermanfaat bagi balita dalam pencegahan stunting.
Sementara untuk sabun cuci piring daun kelor. Bahannya pun gampang, meliputi biang sabun dan air bersih. Caranya, campur biang sabun dengan air hingga kekentalan sesuai, lalu kemas ke dalam botol 250 ml yang steril. Hasilnya, sabun cuci piring ramah lingkungan yang lebih sehat terpakai sehari-hari.
Selain menyehatkan, kedua produk ini juga membuka wawasan warga tentang potensi ekonomi dari daun kelor. Kalau mengelolanya secara serius serius, sabun cuci piring dan minyak herbal ini bisa jadi produk unggulan desa yang bernilai jual.
Apresiasi
Kepala Pekon Sinar Saudara, Hassanudin, mengapresiasi penuh langkah mahasiswa tersebut. “Program ini sangat bermanfaat. Kalau masyarakat bisa konsisten memanfaatkan, bahkan bisa berkembang jadi usaha UMKM desa,” katanya.
Adapun anggota Kelompok 49 KKL-PPM Universitas Malahayati yang ikut dalam program ini yaitu; Ahmad Ardlian Salam, Yusvi Andrean. Dicky Ferdiansyah, Muhammad Khadafi, Niken Tri Atmaja, Dina Sabila Darmawan, Tika Febrianti, Soraya Azhara, Ovie Amanda, Indah Rohmafresha Berly, Dera Ika Sari. Arinda Maharani Putri, Wiwin Alensya, Putri Azizah, Dita Nurul Ramdhani, Made Ari Angriyani, Nila Maya Putri, Lia Surya Pratiwi, dan Habibah Nurul Qolifah.
Lewat kegiatan ini, mahasiswa berharap masyarakat Pekon Sinar Saudara semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Sekaligus mampu memanfaatkan potensi alam sekitar untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.